
Siapa yang tak mengenal pria yang akrab disapa Haris ini. Putra dari seorang mantan veteran pejuang 45 dan mantan Kepala Desa/Lurah Saombo, Ali Basir Zalukhu dan sang ibu Khadijah. Ia diberi nama lengkap Muhammad Haris Zalukhu oleh kedua orangtuanya.
Lahir di Gunungsitoli, 28 Desember 1969, Muhammad Haris Zalukhu ST mendapat panggilan “Ketuaâ€Â di kalangan Klub sepeda Kureta Onthel Ono Niha (KAONI).
Menyandang Ketua KAONI, ia memiliki tugas dan tanggungjawab yang besar. Darah sang ayah yang mengalir di dalam dirinya, membuat Haris memiliki semangat serta rasa percaya diri untuk melestarikan sejarah dan menambah ikatan persaudaraan.Â
Terbentuknya KAONI berawal dari Haris bersepeda menggunakan sepeda onthel keliling Kota Gusit. Tidak hanya Haris saja, ada beberapa orang lain yang juga menggunakan sepeda onthel saat itu. Lapangan Merdeka menjadi tempat beristrahat sejenak.
Seiring waktu berjalan, para pengguna onthel ini setiap sore hari pukul 16.00 Wib meluangkan waktunya untuk bersepeda onthel keliling Kota Gunungsitoli. Berawal dari satu, dua orang yang terlihat bersepeda onthel, akhirnya semakin ramai yang tertarik untuk memperbaiki sepeda onthel rumahannya atau membeli sepeda onthel di toko sepeda.
Dengan sering bertemu dan melakukan perjalanan sesama pecinta sepeda onthel, saat itu mereka terpikir untuk membentuk club sepeda ini, dengan alasan lebih dapat terorganisir dan lebih terarah. Di suasana kumpul bareng, secara spontan Haris Zalukhu ditunjuk sebagai ketua formatur.
Pada pertengahan bulan april 2013. tempat mereka berkumpul Bombo Hous di Fodo, mereka menyusun kepengurusan KAONI dengan Ketua : M. Haris Zalukhu, Wakil Ketua : Indra Saputra, Sekretaris : Sudirman Zebua, Penasehat: Eliman Mendrofa .
Selanjutnya KAONI disah-kan oleh Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga Kota Gunungsitoli, dengan alamat sekretariat Jalan Yosudarso No.15 B Kelurahan Saombo dan Jalan Diponegoro No.213 ( Eiger Landatar Adventure ) kelurahan Ilir Kota Gunungsitoli. KAONI telah terdaftar secara nasional di bawah naungan KOSTI ( Komunitas Sepeda Tua Indonesia ) pada bulan Juli 2013.
Ketika reporter IndoNias mengunjungi rumah Haris, Ketua Kaoni 2013-2015 ini sedang berada di teras rumahnya. Ia tengah sibuk membersihkan kedua onthelnya buatan Belanda Gazzele (onthel jantan dengan ciri mempunyai tiang atas yang lurus dan onthel betina dengan ciri tanpa tiang atas tapi melengkung ke bawah).
Pria lulusan UNSWGAATI (Universitas Gunung Jati Jawa Barat, Jurusan Teknik Sipil, tamat tahun 2005) yang sehari-harinya sebagai Konsultan Bina Marga Gunungsitoli ini, selalu mensosialisasikan bersepeda kepada masyarakat. “Karena bersepeda itu sehat, ramah lingkungan dan hemat biaya, murah dan dapat menekan angka kecelakaan,†ungkap Haris dengan nada tegas.Â
“Memilih sepeda onthel mengingatkan kita kepada para pejuang dulu, dan sepeda ini salah satu alat transportasi yang memiliki nilai sejarah cukup tinggi, dengan sebuah peribahasa : mengayuh kenangan meniti sejarah,†tambah Haris.
Kebahagian keluarga Haris semakin sempurna bersama istrinya Devy Susanti (PNS di Pemerintah Kota Gusit ) dan buah hatinya Khanzah Mutia Zalukhu. Pasangan yang melaksanakan ijab kabul di Jakarta 16 Maret 2008 ini memiliki sepasang sepeda onthel, karena tidak jarang Haris bersama istri dan anaknya bergabung dengan anggota KAONI lainnya mendayung onthel keliling Kota Gusit dengan rute tertentu.
“Bersyukur saat ini jumlah anggota KAONI kurang lebih 47 orang pria dan wanita, dengan berbagai profesi seperti : PNS, pengusaha/ wiraswata, mahasiswa, etnis Cina, profesional, serta kalangan pejabat pemerintahan. Saya berharap anggota KAONI akan terus bertambah,†harap Haris.
Berikut ini nama-nama anggota KAONI yang aktif : M. Haris Zalukhu ( Ketua Kaoni ), Indra Saputra, Sufran Tanjung, Sri Kartini, Juzli Tanjung S.Sos, Wawan Kurniawan, Sudirman Zebua, Gusrialdi Caniago, Desman Operius Lase, Ardiansyah Tanjung, Risnal Ef Tanjung, Syawal Gulo, Syawalman Zega, M. Yamin Zega, Ramah Putra Harefa SE, Salim Baeha, Umar Saleh Maruhawa, Oifolakhomi Umi Harefa SE, Habib Rahman Zega, Davit, Natal, Deny Mutiara, Rafikul Pratama, Ahmad Zulfan Zalukhu, Faozan Fikri Gulo, Syahnan Maruao, Syahdan Zalukhu, Desvarado Chaniago, Irman Zai, Wa’oaro Lase, Bezatulo Harefa, Herry, Lisbert A.M. Zebua, Syamsidar Zalukhu, Devi S , Sufrin Tanjung, Ilwan Suri Harefa, Selamat Telaumbanua, Syukrin Duha, Erwinsyah Zega, Ucok Zega, Frans Harefa, Yarmata Jaya Mendrofa, Ina Reza, Ina Alvi Zalukhu, Ina Nasya, Afri Damaiyanti Waruwu.
“Sangat gampang untuk masuk di komunitas ini, pintu selalu terbuka. Yang pasti syaratnya punya sepeda onthel, memiliki jiwa mencintai budaya, dan tidak membawa-bawa profesi selama bergabung, artinya duduk sama rendah berdiri sama tinggi,†ungkap Haris sambil tersenyum.
“Tidak ada permasalahan sepeda onthel yang original atau yang sudah dimodifikasi bergabung di KAONI. Alangkah baiknya sepeda onthel original tetap dipertahankan sehingga nilai klasiknya tetap lestari dan menjadi ikon budaya yang masih bertahan dan selalu eksis nantinya,†tambahnya.
Kegiatan KAONI tidak hanya sekadar membentuk club sepeda ini saja lalu fakum. Tetapi mereka berkesempatan setiap sorenya mendayung sepeda onthel. Selain itu, mereka selalu memperingati dan menyemarakkan Hari Kebangsaan seperti 17 Agustus, Hari Pahlawan, Hari Kartini, mengadakan pawai keliling kota menggunakan sepea onthel, berkunjung ke makam pahlawan, ke tempat peninggalan zaman dulu (yang pernah dikunjungi : Tugu Simpang Meriam Jalan Diponegoro, Resover Air/Gudang Air X peninggalan Belanda di Jalan Cipto Mangunkusumo).
Mereka juga mempererat kekompakan komunitas dan menyesuaikan setiap tema yang dilakukan. Anggota KAONI memiliki baju seragam seperti seragam para pejuang dulu TKL (Tentara Keamanan Rakyat ), dipakai saat memperingati hari Kebangsaan Indonesia, memiliki baju sport kaos berlogo KAONI dipakai pada even undangan sport, dan baju kedaerahan tradisional seperti baju Jawa, Madura, baju Baluse dan lain-lain yang dipakai pada even Hari Kartini. Pakaian yang dipakai ini dipersiapkan oleh masing-masing anggota KAONI dengan biaya pribadi.
“Planning ke depan dari kegiatan KAONI lebih cenderung mensosialisasikan ke arah lingkungan seperti Bersih Asap, Bersih Kotoran, Bersih Pantai, Bersih Museum,†sebut Haris.
Ia menjelaskan, komunitas onthel ini memiliki keinginan besar dan berharap Kureta Onthel menjadi garda depan untuk membudayakan kembali bersepeda khususnya kepada generasi muda.
“Harus percaya diri menggunakan sepeda onthel, hilangkan dari pikiran bahwa ini sepeda ketinggalan zaman. Tetapi berusaha menjelaskan, inilah perjuangan. Disamping itu, harapan kepada Pemda dan kita sebagai masyarakat Nias untuk dapat satu hati menciptakan/menyelenggarakan sekali dalam sebulan bersepeda tanpa kendaraan berasap,†pesan Haris.
Dijelaskannya, ada beberapa even di luar Nias yang pernah diikuti anggota KAONI Gunungsitoli seperti Silatnas (Silaturahmi Nasional) di Surabaya. Saat itu semua anggota Onthel seluruh Indonesia berkumpul. Sebagai utusan KAONI yakni Wakil Ketua : Indra Saputra.
Kemudian acara Musyawarah Nasional Komunitas Sepeda Tua Indonesia di Bandung, sebagai utusan KAONI yakni Ketua : M. Haris Zalukhu.
Ternyata, secara pribadi, Haris Zalukhu telah menyerahkan satu unit sepeda onthel bermerek Gazzele, buatan Belanda tahun 1903, untuk dikoleksi Museum Pusaka Nias. Sepeda onthel yang masih dalam kondisi bagus tersebut langsung diterima oleh Direktur Museum Pusaka Nias.
Menurutnya, onthel bermerek Gazzele itu dulunya digunakan sang ayah Alibasir Zalukhu sebagai sepeda dinas saat bertugas di Aceh sebagai seorang veteran pejuang kemerdekaan Republik Indonesia.
“Diserahkan ke museum agar menambah koleksi Museum pusaka Nias. Dengan begitu, onthel pun lebih terawat dan para pengunjung dapat melihat dan mengenal benda bersejarah,†sebutnya.
Adapun motto KAONI yakni ‘Kesederhanaan dan Persaudaraan’. Dengan semangat persaudaraan pula, Haris beserta anggota KAONI lainnya menjalin silaturahmi bersama Pemerintah Kota Gunungsitoli, dengan memberikan sebuah sepeda onthel merek Philips kepada Wali Kota Gunungsitoli Drs. Martinus Lase MSP yang juga salah satu pecinta sepeda onthel. (Putra Zebua)