
Jakarta – SuaraNusantara.com
Dari 12 Tahap Dasar Kelola Wisata Bersama Kepulauan Nias yang ditawarkan Kementerian Pariwisata RI, baru 3 tahap yang dilaksanakan, yaitu tahap 1 s/d tahap 3. Hal itu dikatakan Ketua Bidang Lembaga Seni Budaya dan Pariwisata DPP HIMNI (Himpunan Masyarakat Nias Indonesia) Drs. Penyabar Nakhe kepada Suara Nias, di Jakarta, Senin (6/6/2016).
Penyabar menjelaskan, Tahap 1 adalah Penguatan Komitmen 5 Kepala Dinas se-Kepulauan Nias yang sudah dilaksanakan dalam bentuk pertemuan di Gedung Kementerian Pariwisata RI di Jakarta pada 1 Februari 2016, dan dalam bentuk Rakor ke-1 yang difasilitasi oleh Pemkab Nias, 11-13 Februari 2016 kemarin.
Tahap 2, lanjut Penyabar, adalah Penguatan Komitmen 5 Kepala Daerah se-Kepulauan Nias, sekaligus Rakor ke-2 yang telah diselenggarakan pada Jum’at, 6 Mei 2016. Pada tahap ini, Pemkab Nias Selatan kembali tuan rumah.
“Tahap 3 berupa Launching Pesona Nias Pulau Impian yang baru selesai diselenggarakan tanggal 2-3 Juni kemarin. Launching tersebut merupakan langkah awal untuk mempromosikan pariwisata Nias sekaligus sebagai bentuk penguatan kerjasama antara Kementerian Pariwisata RI dengan lima Kepala Daerah dan masyarakat Nias lainnya,” ujar Penyabar.
Adapun Tahap 4 berupa Rakor ke-3 akan dilakukan pada 20-21 Juni 2016 mendatang, dengan Pemkab Nias Barat sebagai tuan rumah. Agenda utamanya pemantapan rencana penyelenggaraan Pesta Ya’ahowu dan Event Surfing Berskala Internasional.
“Setelah itu, keesokan harinya tanggal 22 Juni kita memasuki Tahap 5 dengan menuju ke Museum Nias di Kota Gunungsitoli. Di sana kita akan mensosialisasikan Nias Pesona Pulau Impian dan Pesta Ya’ahowu kepada tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan seni budaya, pelaku wisata, akademisi, dan media massa di Pulau Nias,” kata Penyabar.
Dia melanjutkan, Tahap 6 adalah penyelenggaraan Pesta Ya’ahowu dan Surfing pada 6-8 Agustus 2016. Pembukaan acara dilakukan pada tanggal 6 Agustus di Telukdalam, Kabupaten Nias Selatan, dan penutupan di Kota Gunungsitoli.
“Tahap 6 ini sangat krusial, karena kalau kedua event tersebut benar-benar terlaksana dengan baik, maka pihak Kementerian Pariwisata RI akan kembali memberikan dukungan untuk pelaksanaan event serupa di tahun berikutnya,” katanya.
Penyabar menerangkan, tahap-tahap selanjutnya lebih merupakan program kerja jangka panjang, misalnya Tahap 7 yang berisi Penyusunan Rencana Induk Pembangunan dan Pengelolaan Pariwisata, dan Tahap 8 dengan agenda utama penyusunan proposal untuk Pesta Ya’ahowu 2017. Rencananya, ujar Penyabar, pada Pesta Ya’ahowu di tahun mendatang itu, masing-masing Kabupaten/Kota di Kepulauan Nias mengajukan minimal 10 event untuk meramaikan acara.
“Tahap 9 berupa Rakor ke-4 yang rencananya kita adakan pada bulan Oktober 2016 di Kabupaten Nias Utara sebagai tuan rumah. Pada Rakor ke-4 ini, akan dibentuk Pokja Pariwisata dan Forum Tata Kelola Destinasi Wisata Kepulauan Nias,” tuturnya.
Usai Tahap 9, dilanjutkan dengan Tahap 10 pada awal Desember tahun ini di Kota Gunungsitoli. Agendanya penyusunan Panitia Pesta Ya’ahowu 2017. Tahap 11 pada Februari 2017 merupakan tahap penguatan kerjasama dengan kementerian dan lembaga/instansi pendukung pariwisata, seperti Menko Kemaritiman, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perikanan, Kementerian PU, TNI/Polri, Dewan Kerajinan Tangan Nasional, Badan Ekononomi Kreatif Nasional, Perindag, BUMN, dll. Juga penguatan kerjasama dengan para investor dan pelaku/industri pariwisata nasional.
Puncaknya adalah Tahap 12, yaitu pelaksanaan Pesta Ya’ahowu 2017 yang kira-kira akan diselenggarakan antara bulan Maret s/d Desember 2017. (Cipto)