
Jakarta – SuaraNusantara.com
Tòlamaera Orudua Zato (TOZ), sebuah ormas yang dideklarasikan di Jakarta pada tahun 2011, menyelenggarakan ‘Workshop Public Speaking’. Workshop ini bertujuan untuk mempersiapkan generasi muda Nias menjadi pemimpin yang mampu berbicara “kuat” dan diperhitungkan (Speak Out Loud, Be Counted), sehingga diharapkan tidak akan menjadi pemimpin yang ‘Tong Kosong Nyaring Bunyinya’.
Kegiatan ini dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun TOZ ke-5 yang jatuh pada bulan Agustus 2016, sekaligus untuk mendukung suksesnya Pulau Nias menjadi destinasi wisata, sebagaimana telah dilaunching pada awal Juni lalu dengan tagline ‘Nias Pulau Impian’.
Workshop Public Speaking dilaksanakan sehari penuh pada Sabtu (18/6/2016) di Auditorium Oikumene , Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat. Acara dibuka tepat jam 09.00 WIB pagi oleh Ketua TOZ Marinus Gea, yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua Umum Himpunan Masyarakat Nias Indonesia (HIMNI) dan aktif sebagai anggota Komisi I DPR-RI.
Dalam sambutannya, Marinus menyampaikan, Pulau Nias membutuhkan generasi muda untuk mengisi pembangunan dan memajukan Nias, dan untuk maju dalam berbagai hal dibutuhkan kemampuan komunikasi yang mampu memengaruhi orang lain sehingga dapat percaya dan turut mendukung hal yang kita sampaikan. “Public Speaking, bukan hanya dibutuhkan untuk pidato tapi untuk berkomunikasi,” katanya.
Eloy Zalukhu, Theocentric Motivator, sebagai narasumber kemudian memulai sesi pertama dengan tema ‘Paradigma Public Speaking’. Narasumber berikutnya Nico Siahaan (anggota DPR RI/MC profesional) mengulas tentang tips dan gaya komunikasi public speaking.
Selepas tengah hari, para peserta mendapatkan ilmu menulis versi jurnalis dari jurnalis senior Arief Suditomo (anggota DPR RI/mantan penyiar tv).
Jangan takut gagal
Menjadi kehormatan tersendiri, ketika pada sesi ini, Menteri Hukum dan HAM RI Yasonna H. Laoly, tiba di lokasi dan berkenan bersama-sama peserta lainnya mengikuti sharing ilmu menulis.
Usai sesi tersebut, para peserta diberi kesempatan mendengar langsung dari Menkumham tentang bagaimana memperjuangkan sebuah mimpi menjadi kenyataan. Peserta diberi semangat agar tidak takut memimpikan apapun sebagai tujuan, dan yang terpenting adalah berjuang keras mencapai mimpi itu.
“Jangan takut gagal, karena ketika gagal, maka di dalamnya banyak hal yg bisa kita lakukan dan perbaiki, bangkit kembali dengan kekuatan sendiri. Ilmu komunikasi sangat penting, karena apapun yang kita lakukan atau kita gagas, harus kita komunikasikan agar pihak lain paham dan memberi dukungan,” kata Menkumham.
Paparan dari Menkumham menjadi sesi yang sangat menarik karena apa yang disampaikan merupakan pengalaman pribadi yang pernah dialami sendiri olehnya. Selain itu, penyampaiannya dilakukan dengan bahasa bahasa yang mudah dipahami oleh peserta.
Di sesi terakhir, Ketua TOZ Marinus Gea membawakan materi ‘Public Speaking dan Leadership’. Dalam materi ini dibagikan tips bagaimana cara berjuang dari kondisi yang tidak mungkin menjadi mungkin. Sama seperti Menkumham, Marinus pun memberikan contoh perjuangannya mulai dari kampung halaman hingga akhirnya terpilih sebagai anggota DPR di luar Pulau Nias. “Alat utama saya adalah kegigihan dan kemampuan komunikasi,” katanya.
Di akhir acara, para peserta mendapatkan sertifikat dari Pengurus dan Panitia TOZ. Sebelas nama terpilih untuk mendapatkan hadiah berupa buku karya Eloy Zalukhu. Mereka adalah Dellinus Sarumaha, Aroli Marcelinus Baeha, Hadirat Syukur Lòmbu, Sotiaman Tafònaò, Serius Zebua, Tyo Lase, Amati Dachi, Yardiman Telaumbanua, Kornelius Wau, Oscar Zebua, dan Fatizanolo Waruwu. (Red)