
Jakarta – SuaraNusantara.com
Kepolisian Malaysia menduga lima pria bersenjata yang menculik tiga WNI yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) adalah kelompok Majal Adja atau Apo Mike yang merupakan bagian dari kelompok Abu Sayyaf. Hal itu diungkapkan Kepala Kepolisian Sabah Datuk Abdul Rashid Harun.
“Kelima penculik ada yang memakai seragam militer, menyelinap ke perairan Tungku, Lahad Datu, Sabah, Malaysia yang dikenal tinggi keamanannya,” ujar Abdul Rashid Harun, sebagaimana dikutip dari The Star, Minggu (10/7/2016).
Abdul Rashid menjelaskan para penculik menyelinap ke perairan itu dengan menggunakan speedboat untuk mengejar kapal pukat berbendera Malaysia bernomor lambung LD/114/5S, tempat tujuh ABK bekerja. Dari ketujuh orang itu, empat di antaranya adalah WNI. Namun hanya tiga yang diculik karena ketiganya mempunyai paspor, sementara empat lainnya yang mengaku tidak memiliki paspor ditinggalkan di atas kapal.
Penculikan terjadi pada Sabtu (9/7/2016) malam. Pemilik kapal langsung melaporkan kepada pihak keamanan Malaysia yang segera diteruskan kepada pemerintah Filipina. Dari keterangan ABK yang ditinggalkan, kelima penculik berusia antara 30-40 tahun, tiga di antaranya membawa senjata M14 dan M16. Sedangkan identitas ketiga WNI yang menjadi korban penculikan adalah Emanuel (46), Lorence Koten (34), Teo Dorus Kopong (42). Ketiganya berasal dari wilayah Indonesia Bagian Timur. Sejauh ini belum terdengar ada permintaan tebusan dari para penculik.

Kelompok Apo Mike bertanggung jawab atas beberapa kasus penculikan pelaut di perairan internasinal antara Sabah dan Filipina. Kelompok Apo Mike juga diketahui sebagai dalang di balik penculikan 4 awak kapal Malaysia pada April lalu. Para korban dilepaskan pada 7 Juni di Patikul, Sulu.
Kelompok Apo Mike juga diduga kuat menyandera 7 ABK asal Indonesia pada akhir Juni 2016 kemarin yang hingga kini belum dibebaskan. Laporan intelijen Filipina menyebut kelompok Apo Mike selalu bergerak dan berpindah-pindah karena dikejar oleh pasukan pemerintah. (rio)