
Jakarta-SuaraNusantara
Kementerian Luar Negeri Indonesia menyatakan tidak ada warga negara Indonesia menjadi korban dalam serangan truk di Nice, Perancis, yang menewaskan sedikitnya 80 orang dan melukai lebih dari 100 orang lainnya pada Kamis (14/7/2016) dini hari kemarin.
“KJRI Marseille telah melakukan koordinasi dengan otoritas setempat dan WNI yang tinggal di Nice. Sampai saat ini, tidak ada informasi mengenai WNI yang jadi korban,” demikian bunyi pernyataan resmi Kemlu, Jumat (15/7/2016).
Dalam rilis tersebut juga diungkapkan, Menlu telah memerintahkan Konjen RI Marseille untuk terus melakukan koordinasi dengan otoritas setempat, melakukan penelusuran ke tempat-tempat perawatan korban serta menghubungi WNI yang tinggal di Nice dan sekitarnya.
“Pemerintah Indonesia mengutuk keras serangan tersebut. Pemerintah juga menyampai simpati serta duka cita kepada keluarga korban,” tambah Kemlu.

Tragedi terjadi di saat warga Nice tengah memperingati hari kemerdekaan Prancis atau biasa disebut Bastille Day. Sebuah truk besar diduga sengaja menabrak kerumunan warga yang sedang merayakan Bastile Day. Kantor berita AFP menyebutkan, pistol, granat dan bahan peledak juga ditemukan dalam truk itu.
Pengendara truk kemudian ditembak mati pihak kepolisian setelah meluncur dua kilometer atau 1,3 mil dari lokasi kejadian. Nama pelaku teror belum dipublikasikan, tetapi pihak berwenang Perancis menyebut pelakunya seorang warga Perancis keturunan Tunisia. Informasi itu didapat dari kartu identitas yang ditemukan di jenazah pelaku.
Presiden Perancis Francois Hollande  menetapkan masa darurat hingga 3 bulan ke depan akibat kejadian ini. “Perancis benar-benar terpukul, kita harus melakukan apa pun apa yang bisa kita lawan,” kata Hollande seperti dikutip dari BBC hari ini.
Perancis sebenarnya masih dalam masa darurat hingga 26 Juli 2016, usai berbagai serangan teror sebelumnya ketika 130 orang tewas dalam teror Paris di kafe, restoran, gedung konser Bataclan, dan stadion sepak bola Stade de France pada 13 November tahun lalu. Dengan adanya teror truk ini, masa darurat ditambah hingga 3 bulan ke depan. “Seluruh Prancis berada di bawah ancaman teroris,” imbuh Hollande.
Berdasarkan data yang ada terdapat sekitar 725 WNI di wilayah Perancis Selatan. Di antaranya terdapat 10 keluarga WNI tinggal di Nice dan sekitarnya. Nice merupakan salah satu tujuan wisata utama selama musim panas saat ini.
Bagi WNI yang memerlukan informasi lebih lanjut dapat menghubungi hotline KJRI Marseille+33618221283 dan hotline Perlindungan WNI Kemlu 081290070027. (Ali)