
Istanbul-SuaraNusantara
Kudeta yang dilakukan faksi dalam tubuh militer Turki, Sabtu (16/7/2016), akhirnya gagal setelah pemerintah kembali menguasai negara. Salah satu sebab kegagalan karena faksi pemberontak gagal mendapatkan dukungan dari Angkatan Darat dan Angkatan Laut. Pemberontakan ini juga tidak didukung rakyat. Bahkan banyak warga Turki berbaring di jalan raya untuk menghalangi laju tank-tank pemberontak.
Sedikitnya 50 tentara pemberontak menyerah di salah satu jembatan di kawasan Selat Bosphorus di Istanbul hari ini. Dalam tayangan langsung televisi CNN Turki, terlihat bahwa para tentara pembangkang tersebut meninggalkan tank-tank militer mereka, dengan mengangkat tangan mereka ke atas sebagai tanda menyerah. Sebelumnya, puluhan tentara pro-kudeta juga telah menyerah kepada polisi-polisi bersenjata setelah dikepung di lapangan Taksim, Istanbul.
Kementerian Kehakiman Turki mengatakan, 336 tentara yang terlibat dalam kudeta telah ditahan. Pendukung Recep Tayyip Erdogan dilaporkan menyerang tentara pelaku kudeta yang menyerah. Dalam berbagai foto yang tersebar di media sosial, terlihat tentara-tentara dihakimi massa, wajahnya babak belur. Sebelumnya Erdogan mengajak rakyat Turki turun ke jalan untuk melawan pemberontakan itu.
Setidaknya 60 orang tewas dan lebih dari 100 orang terluka terkait kudeta yang gagal ini. Meski suasana sudah terkendali, namun sejumlah WNI dilaporkan masih terjebak di bandara internasional Ataturk, Istanbul, Turki. Jumlah WNI di Turki ada sekitar 2.700 orang. Di antaranya 800 orang di Istanbul dan 400 di Ankara. Menurut keterangan Kemenlu RI, seluruh WNI di Turki tidak ada yang menjadi korban.
Stasiun televisi NTV melaporkan, kebanyakan korban tewas terkena tembakan helikopter pemberontak ke arah warga dan polisi dekat gedung parlemen. Helikopter yang dikendarai seorang tentara itu akhirnya ditembak jatuh saat menembaki operator satelit Turksat di Ankara.
Kepala Staf Militer Turki Jenderal Hulusi Akar dilaporkan menghilang usai percobaan kudeta. Sebelumnya beredar kabar Hulusi Akar disandera tentara pemberontak. Pemerintah pun menunjuk Umit Dundar yang menjabat kepala Militer Pertama sebagai Pjs Kepala Staf Militer.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan, dirinya belum tahu lokasi keberadaan Jenderal Hulusi Akar. “Saya tidak tahu posisi Kepala Staf Jenderal Hulusi Akar saat ini,” ujar Erdogan seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (16/7/2016).
Belum diketahui pasti siapa sebenarnya dalang utama di balik kudeta ini. Fethullah Gulen, ulama terkenal yang merupakan musuh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, membantah keras dirinya terlibat dalam kudeta. Bahkan dia mengutuk upaya kudeta tersebut.
“Saya dengan tegas membantah tuduhan seperti itu,” tegas Gulen seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (16/7/2016). “Saya mengutuk, dengan sekeras-kerasnya, percobaan kudeta militer di Turki,” tandas Gulen. (Fajar)