
Jakarta-SuaraNusantara
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi diperkirakan akan tiba di Pulau Nias, hari Minggu (7/8/2016) besok, pada pukul 16.10 WIB, dengan menggunakan pesawat King Air. Kedatangan Sumadi untuk melihat langsung kondisi Bandara Binaka dan Pelabuhan Roro di Siwalubanua, Gunungsitoli.
Kunjungan menteri perhubungan tersebut merupakan hasil dari pertemuannya dengan lima kepala daerah se-Kepulauan Nias di kantor Kementerian Perhubungan di Jakarta, Kamis (4/8/2016) silam. Dalam pertemuan yang difasilitasi oleh Himpunan Masyarakat Nias Indonesia (HIMNI) dan juga dihadiri oleh tokoh masyarakat Nias Yasonna H. Laoly itu dibicarakan beberapa hal penting terkait pembangunan bidang perhubungan untuk mempercepat pembangunan sektor pariwisata di sana.
Yasonna H. Laoly mengawali pertemuan dengan mengatakan Pulau Nias saat ini membutuhkan bandara yang dapat didarati pesawat berbadan lebar seperti boeing, yang terbang langsung dari Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia maupun dari negara lain.
“Bandara Binaka memiliki panjang landasan 1.800 meter yang dapat didarati oleh pesawat berkapasitas 75 orang. Tahun ini dilakukan penambahan panjang landasan sejauh 200 meter, sehingga (panjang landasannya) menjadi 2.000 meter,” papar Yasonna.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum HIMNI yang juga aktif sebagai Anggota DPR-RI, Marinus Gea, mengatakan selain penambahan panjang landasan, Bandara Binaka juga memerlukan penambahan luas untuk parkir pesawat.
“Hanya 2 pesawat yang bisa parkir di sana, itu pun secara bergantian. Sementara frekuensi penerbangan menuju Pulau Nias terlihat mulai padat, seiring dengan gerakan pariwisata yang sudah dimulai oleh seluruh elemen masyarakat Nias, terutama menjelang Pesta Ya’ahowu bulan September mendatang,” kata Marinus.
Dia menjelaskan, saat ini ada 7 kali jadwal penerbangan ke Pulau Nias setiap harinya, yaitu 5 jadwal dari Wings Air dan 2 dari Garuda. Rutenya dari Kualanamu ke Gunungsitoli dan ada satu kali penerbangan dengan rute Padang-Nias.
Marinus juga memaparkan buruknya kondisi Pelabuhan Roro yang ada di Siwalubanua, Gunungsitoli. Dia berharap Kementerian Perhubungan dapat membantu memperbaiki kondisi tersebut. Sementara di bidang perhubungan darat, Marinus meminta bantuan Kementerian Perhubungan untuk mengirimkan sejumlah bus guna mendukung kelancaran transportasi wisatawan selama berlangsungnya Pesta Ya’ahowu.
“Kiranya Kementerian Perhubungan dapat mengirimkan sarana angkutan darat berupa bus ¾ yang mungkin ada di Kota Medan atau daerah lain yang dekat dengan Pulau Nias. Sebab bus yang dapat digunakan saat ini hanya 2 bus milik Pemkab Nias Utara, 1 bus dari Nias Selatan dan 1 bus dari Kota Gunungsitoli. Ada 2 bus lagi milik TNI AL yang mungkin dapat digunakan selama acara, tapi hal itu belum dirundingkan dengan pihak TNI AL,” katanya.
Marinus merasa perlu mendapatkan tambahan bus, sebab jumlah pengunjung diperkirakan akan mencapai 300-500 orang per harinya. Dengan kapasitas bus yang ada saat ini, jelas tidak bisa melayani penumpang sebanyak itu.
Menyikapi semua permintaan tadi, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berjanji akan mengecek langsung kondisi di lapangan. “Kebetulan saya ada jadwal kunjungan kerja bersama Menteri BUMN ke Medan, jadi bisa singgah untuk melihat langsung bandara dan pelabuhan di sana,” tutur Sumadi.
Sumadi juga memerintahkan seluruh dirjennya agar mendata semua pelabuhan yang ada di Pulau Nias, sekaligus mendata tingkat kerusakan serta memetakan sistem pembangunannya.
Sementara Dirjen Perhubungan Udara Suprasetyo yang turut hadir dalam pertemuan itu bersama Dirjen Perhubungan Laut Tonny Budiono, menjelaskan bahwa perbaikan Bandara Binaka sebenarnya sudah dicantumkan dalam APBN 2017.
“Penambahan panjang landasan Bandara Binaka sejauh 250 meter sudah dicantumkan dalam APBN 2017, sehingga tahun depan panjangnya sudah 2.250 meter,” katanya. (Eka/Mario)