
Jakarta-SuaraNusantara
Korban meninggal dunia dalam demonstrasi 4 November Syahrie Oemar Yunan dimakamkan sore tadi di TPU Binong, Kelurahan Binong, Kecamatan Curug, Tangerang, Banten.
Kerabat dekat Syahrie bernama Mandra mengiyakan bahwa almarhum yang berprofesi sebagai guru ngaji memiliki penyakit asma. Diduga, penyakit Syahrie kambuh saat bentrok massa pendemo dengan aparat keamanan pecah di depan Istana Merdeka Jumat malam kemarin.
“Memang ada riwayat asma, semalam Pak Syahrie sudah dibawa ke sini,” kata Mandra di rumah duka, Sabtu (5/11/2016) sore.
Sebelumnya polisi menyebut Syahrie meninggal akibat asmanya kambuh saat mengikuti demo menentang Ahok di Istana Merdeka, Jumat (4/11/2016) kemarin. Keterangan Mandra sekaligus menepis provokasi yang beredar bahwa almarhum meninggal akibat ditembak polisi dengan peluru tajam.

Saat ini, kepolisian masih memeriksa intensif 10 orang yang diduga sebagai provokator penyulut bentrokan dalam demonstrasi besar umat Islam kemarin.
“Ada yang masih diperiksa, dan diduga sebagai provokator. Jumlahnya sepuluh yang masih diperiksa,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta (Sabtu (5/11).
Menurut Boy, para terperiksa rata-rata masih berusia belia, meski ada juga yang usia 38 tahun. Mereka diketahui merupakan warga dari luar Ibu Kota Jakarta.
“Usia ada 16 tahun, 38 tahun, 20 tahun, 21 tahun, 17 tahun, 25 tahun, 24 tahun. Latar belakang dari daerah. Ada dari NTB, luar Jakarta. Pendatang yang bersama-sama hadir di tempat unjuk rasa,” jelasnya. (eka)