
Yogyakarta-SuaraNusantara
Ikatan Keluarga Nias (IKN) Yogyakarta merangkul sejumlah alumni dan mahasiswa Nias di berbagai perguruan tinggi untuk membangun sinergitas pembangunan di kampung halaman. Menurut mereka, Pengembangan pariwisata dan perikanan di Kepulauan Nias, menjadi sektor prioritas yang potensial untuk dikembangkan.
“Kini saatnya mahasiswa dan alumni Nias menengok dan membangun kampung halaman. Sekaligus membangun jejaring antar komunitas warga Nias di berbagai daerah guna efektifitas komunikasi dan transfer ilmu pengetahuan,” demikian rilis IKN Yogyakarta yang masuk ke meja Redaksi, beberapa saat lalu.
Diketahui, sedikitnya 700 warga Nias saat ini sedang kuliah di beberapa perguruan tinggi di Yogyakarta. Sementara sejumlah warga Nias lain tercatat sebagai mahasiswa pada berbagai universitas di seluruh Indonesia. Mereka belajar atas biaya sendiri maupun bea siswa dari gereja.
Sejumlah keluarga maupun gereja di Nias, mulai mengirim putra-putri terbaik mereka belajar di Yogyakarta sejak tahun 60-an. Sejumlah alumni saat ini mengabdi pada berbagai instansi pemerintah maupun swasta di berbagai daerah, bahkan tidak sedikit yang berhasil membina karier profesional dengan membentuk badan usaha sendiri. Namun hanya sebagian kecil saja yang kembali ke Nias.
Dalam upaya menghimpun dan memberdayakan warga Nias, IKN Yogyakarta berupaya merangkul alumni dan profesional Nias dalam satu ikatan sosial kekeluargaan Nias, dengan tujuan menggugah keperdulian mereka pada kampung halaman. IKN menilai intelektual dan profesionalitas mereka dibutuhkan warga Nias dalam pembangunan berbagai sektor, khususnya pariwisata dan perikanan.
Untuk itu, sedikitnya 150 alumni dan profesional Nias dari berbagai daerah, pada 26-27 November 2016 kemarin, berkumpul dalam acara Reuni Sosial-Kekeluargaan, di Wisma LPP Hotel Garden, yang diselenggarakan IKN Yogyakarta. Mereka membicarakan langkah-langkah pengorganisasian para alumni dan profesioanal yang saat ini tersebar di Jakarta, Bandung, Medan dan di luar negeri.
“IKN menilai pengalaman dan adaptasi warga Nias atas nilai-nilai budaya lokal selama belajar di sejumlah daerah bahkan di luar negeri, merupakan hal positif untuk ditransformasikan guna memperkaya pemahaman atas nilai-nilai budaya daerah lain. Sebagaimana halnya Yogyakarta yang kaya akan nilai-nilai budaya adi luhung, sekaligus kota pelajar yang menjadikannya sebagai tempat pertemuan berbagai nilai-nilai budaya warga dari berbagai provinsi,” tulis rilis tersebut. (arman)