
Jakarta-SuaraNusantara
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy dalam rilis yang dikirimkan ke media massa, Selasa (6/12/2016) malam mengatakan, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Indonesia bisa merusak sikap profesionalisme yang dimiliki para guru.
“Saya harus katakan bahwa yang namanya Pilkada merusak profesionalisme guru,” ujarnya.
Menurut Muhadjir, ketika ada kepala sekolah yang menjadi tim sukses dari pasangan calon kepala daerah, biasanya dia akan diiming-imingi sejumlah jabatan, seperti camat, kepala desa, hingga kepala unit pelaksana teknis (UPT).
“Saya pernah dapat laporan ada kepala sekolah yang menjadi timses. Lalu saya datangi ke lokasi sekolahnya, dan ternyata saya buktikan bahwa di meja kerja sang kepala sekolah itu yang ada bukan buku-buku pelajaran, tetapi daftar pemilih daerah itu,” katanya.

Oleh Karena itu, diperlukan kebijakan yang keras terhadap guru yang berlaku tidak profesional akibat Pilkada. Sebab pemerintah belum mengetahui berapa banyak guru yang sudah berubah niat menjadi pejabat daerah.
Muhadjir menjelaskan, jumlah guru yang telah berubah niat seperti itu akan segera dihitung secara keseluruhan. Sehingga akan dilakukan pengecekan menyeluruh serta langkah-langkah antisipatif yang diperlukan untuk membenahi sistem pendidikan nasional. (fajar)