
Setiap hari, ribuan anak terlantar di seluruh dunia. Di Indonesia saja, dengan mudah kita bisa melihat anak-anak bernasib malang berkeliaran meminta-minta atau mengamen di sudut-sudut jalan kota-kota besar. Dalam usia yang masih sangat belia, bahkan sebagian di antaranya masih bayi, mereka sudah harus berjuang mencari nafkah sendiri.
Hal itu rupanya menggugah hati Tesalonika Nazara. Gadis manis kelahiran Gunungsitoli, 14 Oktober 2006 ini merasa iba melihat penderitaan mereka yang sehari-hari bergelut dengan debu jalanan. Sering terlintas dalam benaknya, bagaimana bila anak-anak tersebut sakit? Apa orang tua mereka punya uang untuk membawa mereka ke dokter?
Berangkat dari pemikiran seperti itu, putri pasangan Ampelius Nazara dan Rahmani Oktaviani Zandroto ini mantap memilih cita-cita sebagai dokter spesialis anak. “Saya ingin jadi dokter spesialis anak supaya dapat menolong anak-anak terlantar dan anak-anak jalanan,” katanya.
Selain itu, Tesa yang mengagumi dokter dan perawat ini merasa pekerjaan sebagai dokter dan perawat adalah pekerjaan yang mulia karena dapat menolong sesama. “Saya kagum terhadap profesi dokter dan perawat karena pekerjaan mulia,” katanya.
Tak heran bila setiap hari, siswi kelas 5 SDS Assisi Fodo ini giat belajar dan banyak membaca buku. Semua itu dia lakukan demi cita-cita mulianya mengobati sesama.

Di antara semua mata pelajaran yang diberikan guru di sekolah, Tesa mengaku paling menyukai pelajaran Ilmu pengetahuan alam (IPA). Mungkin karena profesi dokter juga terkait dengan ilmu alam. (Rio)