
Jakarta-SuaraNusantara
Debat kandidat cagub dan cawgub DKI Jakarta yang digelar KPU DKI Jakarta di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Jumat (13/1/2017) malam kemarin, tadi diwarnai aksi saling sindir. Adu konsep tentang mengatasi permasalahan saling berbalas dan sindir menyindir terjadi dalam beberapa sesi yang disediakan.
Pasangan calon nomor satu, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni terlihat tegang selama debat berlangsung. Cucuran keringat bahkan terlihat di atas dahinya. Saat jeda, para penata rias mengelilingi pasangan ini. Mereka kemudian mengelap keringat yang membasahi di muka, kemudian menimpalnya dengan make-up.
Sementara pasangan calon nomor dua, Ahok-Djarot, tampak sedikit terpancing emosi begitu pertanyaan yang terkesan menyudutkan terlontar dari pasangan lainnya.
Sedangkan pasangan calon nomor tiga, Anies Rasyid Baswedan dan Sandiaga Uno terlihat cukup cerdas dan mampu menguasai materi. Namun Sandiaga Uno juga terlihat sangat tegang.
Usai debat, Ahok menyatakan ketidaksukaannya pada pertanyaan kedua pasangan lain yang seolah menganggap dirinya sebagai gubernur yang selalu membela masyarakat dengan ekonomi menengah ke atas.
“Seolah kita nggak suka orang miskin, hanya pro orang kaya. Sehingga perbedaan tinggi itu juga opini yang salah,” ujar Ahok.
Sebagai contoh, Ahok menghadirkan Kartu Jakarta Pintar (KJP) bagi para pelajar miskin. “Saya yakin, tanya sama orang yang dianggap miskin di Jakarta, kamu mau terima Rp 400 ribu per bulan, atau anak anda semua menerima KJP? SMA Rp 600 ribu, kalau kamu punya tiga anak Rp 1,8 juta kamu dapat. Iya kan? Jadi bantuan kami lebih besar daripada yang ditawarkan,” kata Ahok.
Sementara Sandiaga Uno saat menemui awak media, menjawab pertanyaan kenapa ia bisa setegang itu ketika debat berlangsung. “Saya kaget karena komitmen dari awal itu tidak ada yang boleh nyerang. Jadi saya kurang senyum karena Anies diserang. Saya lihat nggak ada fair-nya Anies diserang sebagai dosen dan menteri. Padahal kita sudah komitmen untuk nggak saling serang profesi, tapi kalau program, boleh,” ujar Sandiaga menimpali komentar Ahok ketika debat yang menyamakan gaya debat Anies seperti dosen sedang mengkuliahi mahasiswa.
Sedangkan Agus, meski terlihat tegang sepanjang debat, mengaku tampil penuh percaya diri. “Saya tampil dengan penuh percaya diri dan kita menguasi hal-hal yang ditanyakan oleh panelis lewat moderator ataupun dari para paslon,” kata Agus.
Penampilan Agus pun dipuji ibu kandungnya, Ani Yudhoyono. “Selama ini orang mengatakan bahwa Agus anak ingusan, yang kedua dia tidak berani debat. Tapi hari ini, malam ini dia membuktikan dia berani melakukan perdebatan dengan paslon lainnya,” jelas Ani.
Debat kemarin disiarkan secara langsung oleh Jawa Pos TV, Net TV, dan TV One. Setiap pasangan calon gubernur-wakil gubernur dikawal 100 polisi. Tema debat adalah “Sosial-ekonomi, pendidikan-kesehatan, dan lingkungan-transportasi”.
Debat dibagi dalam 6 segmen, masing-masing:
– Segmen 1: Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur memaparkan visi, misi, dan program kerja.
– Segmen 2: Panelis akan bertanya kepada pasangan calon terkait dengan visi dan misi mereka.
– Segmen 3: Panelis akan bertanya ke setiap pasangan calon tentang permasalahan di Ibu Kota terkait dengan masalah sosial-ekonomi, pendidikan-kesehatan, dan lingkungan-transportasi.
– Segmen 4: Tiap pasangan calon diberikan kesempatan saling bertanya.
– Segmen 5: Tiap pasangan calon akan saling mendebat.
– Segmen 6: Masing-masing pasangan calon menyampaikan pernyataan penutup.
Menjadi moderator dalam debat ini adalah penyiar televisi Dwi Noviratri Koesno atau lebih dikenal dengan nama Ira Koesno, sementara panelis terdiri dari Dr. Imam B Prasodjo (sosiolog Universitas Indonesia), Prof Aceng Rahmat (Dekan FBS Universitas Negeri Jakarta), Dr Yayat Supriyatna (dosen perkotaan Universitas Trisakti), Dr Enny Sri Hartati (Direktur Institute for Development of Economics and Finance). (cipto/rio)