
Jakarta-SuaraNusantara
Anggota Komisi IX DPR RI (bidang Kesehatan), Ahmad Zainuddin, mengatakan, penyakit Antraks bisa menyerang beberapa warga di Kulon Progo karena pengetahuan warga yang amat minim tentang prasyarat makanan higienis.
“Mereka sebelumnya memakan daging binatang yang mati karena sakit antraks. Masyarakat perlu diberi edukasi lagi. Daging binatang sakit yang dimasak belum tentu higienis,” ujar Zainuddin lewat keterangan tertulis, Sabtu (28/1/2017).
Pernyataan tersebut dikeluarkan, usai Zainuddin melakukan kunjungan kerja ke Yogyakarta bersama beberapa anggota Komisi IX. Salah satu tujuan kunjungan tersebut untuk melihat perkembangan penanganan kasus antraks di Desa Purwosari Kecamatan Girimulyo Kabupaten Kulon Progo.
Selama melakukan kunjungan kerja ke daerah tersebut, ternyata terdapat perbedaan sikap dalam menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) atas temuan kasus antraks berdasarkan hasil penelitian laboratorium RS Sarjito dan FK UGM.

Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo ternyata tidak ingin terburu-buru menetapkan status KLB. Dinkes Kulon Progo menyatakan dari 16 orang penderita antraks tipe kulit, 15 orang di antaranya telah dinyatakan sembuh dan satu orang meninggal dunia. Korban meninggal juga tidak dapat dipastikan akibat virus antraks karena korban memiliki riwayat komplikasi diabetes dan penyakit jantung, serta berusia lanjut.
Padahal, menurut Zainuddin, pemerintah harus cepat merespon  setiap ada indikator penyakit menular atau berbahaya seperti antraks. “Ini demi menyelamatkan nyawa manusia. Jangan ada upaya menutup-nutupi,” katanya.
Ke depannya, Zainuddin berharap masyarakat Indonesia, khususnya yang tinggal di pedesaan, bisa mendapatkan edukasi lanjutan tentang makanan higienis. Edukasi diperlukan untuk mencegah kasus Antraks terulang, seperti yang menimpa warga di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. (eka)