
Pamekasan – SuaraNusantara
Pembatik di Kabupaten Pamekasan, kembali menoreh nama harum dengan menjuarai design batik se-Jawa Timur.
Adalah Hadi, berhasil keluar sebagai juara 1 ajang design batik yang berlangsung di Surabaya, Kamis (4/5/2017) kemarin.
Keberhasilan ini tidak hanya mengahrumkan nama Pamekasan, namun juga sekaligus tamparan keras bagi Pemkab agar lebih memperhatikan nasib para pembatik.
Pengrajin batik saat ini masih kesulitan modal usaha untuk bisnis batik mereka. Diharapkan, Pemkab dalam hal ini Dinas Koperasi dan UKM Pamekasan ikut andil melestarikan dan memperdayakan pembatik di bumi gerbang salam itu.
Diberitakan, tahun 2016 lalu, Dinas Koperasi dan UKM pernah mengucurkan bantuan kepada pembatik sebesar Rp. 1,5 juta per orang, namun hal itu dibantah.
Salah satu pembatik di Desa Klampar bernama Baihaki (42) mengungkapkan, bantuan itu benar ada, tapi angkanya tidak sebesar itu.
“Bantuan tersebut dalam bentuk barang dan uang sebesar Rp. 100-150 ribu untuk setiap pembatik. Kalau dijumlah paling banyak Rp. 500 ribu. Jadi, kalau disebutkan bantuannya sebesar Rp. 1,5 juta, itu tidak benar pak,” jelas Baihaki kepada SuaraNusantara, Jumat (5/5/2017).
Pernyataan Baihaki turut diamini pengrajin batik Desa Klampar yang lain. Misalnya Aziz (46) mengaku usaha batik miliknya hanya mendapat bantuan bahan dan alat membatik dari Pemkab Pamekasan.
“Hanya bantuan bahan dan alat pak, harganya sekitar Rp. 400 ribu” ucapnya.
Penulis : Has