
Jakarta-SuaraNusantara
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Reno Marsudi, menggelar konferensi pers bersama di Hotel Steigenberger, Hamburg, Jerman, Minggu (9/7/2017).
Dalam sesi tanya jawab konferensi pers tersebut, Menkeu menjelaskan mengenai nilai positif bergabungnya Indonesia di Group 20 (G20). Menurutnya, pertemuan seperti ini bisa menaikkan reputasi Indonesia yang kemudian menciptakan daya tarik (investasi) lebih banyak. Pada saat bersamaan, Indonesia juga bisa belajar dari yang lain.
“Itu adalah hal-hal yang menurut saya konkret untuk bisa dicapai Indonesia. Sebagai negara yang besar Indonesia juga akan makin diminta untuk menjadi warga dunia yang makin responsible,” papar Menkeu.
Lebih lanjut, Menkeu menjelaskan bahwa pada waktu zaman kemerdekaan para pendiri bangsa kita bisa berinisiatif membuat forum Asia-Afrika solidaritas. “Masa sekarang kalau income perkapitanya lebih tinggi dan lebih makmur kita tidak bisa membuat kesepakatan untuk solidaritas negara Afrika yang mungkin masih agak tertinggal dari sisi pertumbuhannya atau dari perkembangannya,” jelas Menkeu.
Senada dengan Menkeu, Menlu Retno Marsudi menyampaikan bahwa dengan bergabung di G20, dari segi politiknya wajah politik luar negeri Indonesia dapat dilihat sebagai wajah yang damai.
“Di tahun 1955 kita sudah bisa mengajak Asia dan Afrika untuk duduk di dalam suatu kesetaraan, untuk mengajak membangun Afrika. Dan itu sekarang kita terus lakukan untuk membantu negara berkembang lainnya,” jelas Menlu.
Sekali lagi, lanjut Menlu, adalah tidak hanya apa yang bisa Indonesia dapatkan dari G20, tetapi apa yang bisa Indonesia kontribusikan kepada negara lain untuk perdamaian dan kesejahteraan dunia.
Penulis: Yon K