
Jakarta-SuaraNusantara
Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Kalimantan Timur, Rita Widyasari, ditetapkan tersangka oleh KPK karena diduga terlibat gratifikasi terkait izin tambang batu bara. Wakil Ketua KPK Laode M. Syarif menyebut penetapan tersebut dilakukan melalui pengembangan penyelidikan yang dilakukan KPK.
“Ibu Rita Widyasari itu ditetapkan sebagai tersangka betul, tapi bukan OTT (operasi tangkap tangan),” ujar Laode di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/9/2017) kemarin.
Saat ditanya lebih jauh mengenai kasus yang menjerat Rita, Laode enggan menjawab. Dia hanya meminta wartawan menunggu konferensi pers yang akan digelar dalam waktu dekat.
Penetapan tersangka Bupati Kukar ini cukup menghebohkan lantaran sang bupati selama ini aktif mengikuti kegiatan anti korupsi dan kerap menyabet penghargaan.
Penetapan status tersangka terhadap Rita ini sama dengan ketika KPK menyematkan status tersangka kepada ayah Rita, (almarhum) Syaukani Hassan Rais kala menjabat sebagai Bupati Kukar, pada 18 Desember 2006. Penetapan tersangka atas diri Syaukani saat itu bukan merupakan operasi tangkap tangan, melainkan pengembangan kasus.
Syaukani dijadikan tersangka dalam kasus korupsi pembebasan lahan Bandara Loa Kulu yang diduga merugikan negara sebesar Rp 15,36 miliar, serta beberapa tindak pidana korupsi lainnya hingga total merugikan negara sebesar Rp. 113 miliar.
Atas perbuatannya itu, Syaukani pada 14 Desember 2007 divonis dua tahun enam bulan penjara.
Banjir Dukungan dan Kecaman
Meski telah ditetapkan sebagai tersangka, namun kharisma Bupati berparas cantik ini tak luntur di mata warga, setidaknya di kalangan netizen.
Di akun Facebooknya, Rita Widyasari, dia meminta doa dari masyarakat, dan postingan tersebut langsung menuai dukungan dari kalangan netizen yang sebagian besar berasal dari kaum Adam.
“Bunda…semangat. sy yakin bunda tidak bersalah. Sy yakin ini semua hanyalah ujian, untuk menaikkan derajat bunda.
Kami tetap mendukung mu,” kata akun Bambang Sutrisno.
“Bunda Rita Widyasari wanita tangguh. Bunda pasti kuat.. bunda pemimpin yg di harafkan masyarakat kaltim.. semangat bunda. Doa kami selalu menyertai bunda,” tulis akun Muhammad Kadafi.
Bila di facebook Rita kebanjiran dukungan, di instagram ternyata lain cerita. Sebagian besar netizen mengecam wanita kelahiran Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, 7 November 1973 ini.
“Maling…!!! Gak punya malu memperkaya diri sendiri, tanpa memikirkan rakyat… cuihh..,’ tulis salah satu akun dengan nama yojienugraha_25.
Penulis: Yon K