
Gunungsitoli-SuaraNusantara
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Kunker Komisi IX, Saleh Partaonan Daulay, M. Ag.,M.Hum, MA, menilai Kepulauan Nias masih tertinggal jauh dibanding daerah lain lantaran belum mendapatkan perhatian penuh dari pemerintah pusat. Ketertinggalan ini terutama dari sisi pelayanan kesehatan dan penyediaan lapangan pekerjaan.
“Nias masih tertinggal jauh dari daerah-daerah lain. Saya merasa tidak enak mengingat daerah ini adalah dapil saya. Dengan kunker ini, pemerintah pusat diharapkan dapat memberikan perhatian lebih,” kata Saleh di Pulau Nias, Minggu (29/10/2017).
Menurut Saleh, Komisi IX melihat pelayanan kesehatan di Kepulauan Nias masih sangat jauh dari kata memadai. Di seluruh kepulauan Nias hanya ada dua RSUD untuk melayani sekitar 800 ribu warga. Sudah begitu, RSUD Lukas di Hilisimaetano, Kabupaten Nias Selatan, dinilai tidak representatif untuk dijadikan sebagai rujukan bagi pasien. Sehingga praktis hanya ada satu RSUD yang bisa berfungsi sebagai rujukan.
“Di seluruh kepulauan Nias ini, hanya ada dua RSUD yang terletak di Gunung Sitoli dan Nias Selatan. Sayangnya, seluruh FKTP (fasilitas kesehatan tingkat pertama) yang ada di sini merujuk pasiennya ke RUSD Gunungsitoli. Ini karena fasilitas dan tenaga medisnya jauh lebih memadai dibandingkan dengan RSUD Nias Selatan,” ujar Saleh.
Dia berjanji akan menindaklanjuti berbagai permasalahan di bidang kesehatan dan ketenagakerjaan, khususnya yang ada di Nias Selatan. Berbagai permasalahan tersebut di antaranya kurangnya tenaga medis di setiap puskesmas, kurangnya fasilitas di puskesmas, tidak adanya dokter spesialis di rumah sakit daerah seperti dokter gigi, serta ketersediaan obat-obatan yang tidak mencukupi.
“Tenaga medis di sini (Nias Selatan) sangat kurang sekali bahkan ada puskesmas yang dokternya tidak ada, ada rumah sakit daerah yang dokter giginya tidak ada,” katanya.
Sedangkan dalam permasalahan di bidang ketenagakerjaan adalah tidak tersedianya lapangan pekerjaan di Kepulauan Nias, khususnya di Nias Selatan, sehingga banyak anak muda di sana yang gagal mendapatkan pekerjaan.
“Dari sisi tenaga kerja kita melihat bahwa di pulau Nias ini agak sulit untuk membuka lapangan kerja karena ini adalah daerah kepulauan,” ujar Saleh.
Saleh berpendapat diperlukan kerja keras untuk menangani semua masalah di bidang kesehatan dan ketenagakerjaan yang ditemukan selama kunker. Ke depannya harus ada kerjasama yang baik antar pejabat terkait sehingga Kepulauan Nias ini mendapat perhatian dari pemerintah pusat.
“Saya berharap ke depan pemerintah pusat mempunyai perhatian khusus di Nias ini,” ujarnya.
Kunker Komisi IX ke Pulau Nias diikuti beberapa anggota lintas fraksi, antara lain Marinus Gea, Handayani, Ansory Siregar, Adang Sudrajat, Marwan Dasopang, Nurmansyah Tanjung, Betty Shadiq Pasadigoe, Khaidir, M. Iqbal, Krisna Mukti, Nursuhud, Ayub Khan, Anita Jacoba, serta Elva Hertati.
Penulis: Askur