
Palangkaraya-SuaraNusantara
Jumlah Penderita Kesehatan Jiwa tahun 2015 di Kalimantan Tengah tercatat 1.116 orang dan menjadi 1.203 orang pada tahun 2016. Pada Oktober 2017 mencapai 1.877 orang. Dari 1.877 penderita kesehatan jiwa tersebut, 742 orang menjalani pengobatan teratur, 747 orang tidak menjalani pengobatan secara teratur, 94 orang dipasung dan 300 orang berkeliaran di jalanan.
Sementara itu, penderita Penyakit Tidak Menular di Kalimantan Tengah pada tahun 2017 hingga bulan Oktober terbanyak adalah penderita penyakit hipertensi 19.055 orang, diabetes mellitus 3.831 orang, jantung 61, stroke 45, kanker 19 dan penyakit paru obstruktif kronis 61 orang.
Ketua Panitia Seminar Kesehatan PTM, Kesehatan Jiwa dan NAPZA Dokter Endang Sri Lestari Narang, M.Kes mengungkapkan data tersebut dalam Seminar Kesehatan tentang Penyakit Tidak Menular, Kesehatan Jiwa dan NAPZA Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2017 yang diselenggarakan Dinas Kesehatan Kalimantan Tengah di Palangka Raya, beberapa saat lalu.
Staf Ahli Gubernur dr. Endang Kusriatun, MM mewakili Gubernur Kalimantan Tengah pada Seminar tersebut mengungkapkan, Penyakit Tidak Menular (PTM) secara global telah mendapat perhatian serius terbukti dengan masuknya Penyakit Tidak Menular sebagai salah satu target dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) 2030.
“Masuknya Penyakit Tidak Menular (PTM) ke dalam SDGs 2030 mengisyaratkan PTM harus menjadi prioritas nasional yang memerlukan penanganan secara lintas sektor mengingat penanganan dan pengobatan PTM memerlukan waktu lama dan teknologi yang mahal dengan konsekuensi biaya tinggi,“ tegas Endang.
Bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional 2017 juga telah dicanangkan Gerakan Masyarakat Sehat dengan mengedepankan perubahan perilaku tidak sehat yang selama ini memicu terjadinya PTM seperti kurang aktifitas fisik, kurang mengkonsumsi buah dan sayur, merokok serta kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya cek kesehatan secara teratur.
Arah kebijakan di bidang kesehatan adalah memperkuat upaya promotif dan preventif melalui Gerakan Masyarakat Sehat dengan sasaran menurunya Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular. WHO memprediksikan tahun 2020 depresi menjadi urutan kedua dalam menimbulkan beban kesehatan manusia.
Kontributor: Sumaredi