Kabupaten Pandeglang – Sebanyak 8.203 atau 39 persen anak di Kabupaten Pandeglang mengalami stunting (tubuh pendek) yang disebabkan kekurangan gizi kronis. Kemudian, sekitar 1.071 anak terkena gizi buruk.
Sesuai dengan arahan Presiden, Pemkab Pandeglang ditekan untuk menurunkan 10 persen angka stunting dalam setahun.
“Dan ini semoga kita bisa selesai, dari 13 OPD kita keroyokan, tidak hanya Dinas Kesehatan,” kata Bupati Pandeglang, Irna Narulita, Kamis (8/8/2019).
Tak hanya aparat pemerintah, Irna juga meminta semua pihak untuk mengkampanyekan mengenai stunting yang masih asing di telinga masyarakat, meski Presiden sudah tiga kali mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) terkait penanganan dan pencegahan stunting.
“Saya berharap kepada ibu-ibu muda, stunting masuk ke semua elemen, seluruh di tingkat ekonomi. Karena ada ibu-ibu yang rapih, cantik montok, anaknya kena status gizi buruk, karena enggak paham cara memberikan asupan,” jelas Irna.
Kepala Dinkes Pandeglang Raden Dewi Setiani mengatakan, dari 8.303 anak stunting, yang sudah tervalidasi ada 10 desa di enam kecamatan sebanyak 415 anak.
Penyebab stunting di Pandegang tinggi, kata Dewi karena faktor kemiskinan yang menyebabkan kekurangan gizi kronis yang terus menerus. Meski begitu, hal itu dapat dicegah oleh berbagai pihak, termasuk dari pihak keluarga tentang pola asuh anak dan pola tambahan makan untuk anak.
“Ini bisa dicegah dengan kepedulian semua pihak, karena stunting bukan hanya urusan Dinas Kesehatan tapi urusan semua orang, di mana permasalahanya multi sektor, ada dari lingkungan, sarana air kurang bersih,” paparnya.(aep/and)
Discussion about this post