Depok, Suaranusantara.com – Wakil Ketua DPRD Kota Depok Fraksi Gerindra Yeti Wulandari turut menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan keluarga korban tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang yang menyebabkan ratusan nyawa melayang.
Yeti Wulandari merupakan penggemar sepakbola tanah air yang sering mengajak putranya untuk menyaksikan langsung laga tim Nasional Indonesia di stadion.
“Turut berduka cita terhadap musibah yang menimpa dunia sepakbola tanah air. Semoga korban meninggal dilapangkan kuburnya. Keluarga yang ditinggalkan diberikan keikhlasan dan ketabahan,” ujarnya.
Yeti berharap dengan kejadian ini menjadi pembelajaran berharga bagi masyarakat, khususnya pecinta bola atau supporter untuk bisa lebih baik lagi dalam menunjukkan rasa bangganya terhadap tim yang dibelanya.
“Tentu sebagai supporter kita semua ingin tim yang kita cintai menjadi pemenang, tetapi dalam olahraga tentu ada yang menang dan kalah. Namun demikian, kemenangan tidak sebanding nyawa. Kita harus legowo terima kekalahan,” paparnya.
Wakil rakyat yang duduk di kursi legislatif Kota Depok selama 13 tahun ini pun .
Yeti pun menyayangkan peristiwa yang menyoret persepakbolaan Indonesia harus terjadi. Pasalnya, saat ini Timnas Indonesia di bawah kendali Shin Tae Yong tengah berada di titik terbaiknya dengan torehan kemenangan dua kali dari Timnas Curracao.
“Jangan sampai menjadikan sepak bola kita terutama Timnas (Indonesia) yang memang sedang bagus-bagusnya justru tersandung lantaran adanya peristiwa ini,” tuturnya.
“Ayo kita tingkatkan suportivitas agar sepakbola Indonesia bisa menduduki puncak tertinggi sebagai pahlawan Garuda di mata Dunia,” tegasnya.
Yeti juga turut menyoroti aparat kepolisian dalam menangani kerusuhan yang terjadi di Kanjuruhan dengan menggunakan gas air mata.
Sebab dalam peraturan FIFA, lanjut Yeti, petugas keamanan dalam hal ini polisi tidak boleh membawa senjata api atau gas pengendali masa dalam pertandingan.
“Oleh karena itu ada dugaan penggunaan kekuatan yang berlebihan (excessive use force) melalui penggunaan gas air mata dan pengendalian masa yang tidak sesuai prosedur, ini menjadi penyebab banyaknya korban jiwa. Seluruh pihak yang berkepentingan harus melakukan upaya penyelidikan dan evaluasi yang menyeluruh terhadap pertandingan ini,” cetusnya.
Sebelumnya diberitakan, hingga Minggu (2/10/2022) sore setidaknya 174 orang meninggal dunia akibat kerusuhan saat pertandingan Liga I Indonesia antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022).
Perisitiwa ini pun menyedot perhatian media asing diantaranya BBC News UK, Aljazeera, The New York Times, dan Reuters.
Tak hanya itu, klub sepakbola Inggris seperti Manchester United, Arsenal, Chelsea, dan lainnya turut menyampaikan bela sungkawa dalam akun resminya di sosial media. (ADT)
Discussion about this post