SuaraNusantara.com – Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terus bermunculan seiring adanya prediksi terkait pelemahan ekonomi global sampai 2023. Banyak yang mulai mengurangi karyawan baik di perusahaan startup maupun pabrikan berorientasi ekspor.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akan menyiapkan instrumen yang tepat untuk membantu meringankan kondisi di tengah badai PHK. Berdasarkan datanya, usaha yang mulai mengalami tekanan adalah industri tekstil dan produk tekstil (TPT).
“Sampai Oktober memang ada tekanan terutama untuk TPT, kalau alas kaki relatif masih cukup baik. TPT terlihat mulai ada tekanan terhadap beberapa korporasi, ini yang akan kita waspadai dengan langkah-langkah apa yang harus disiapkan,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTA, Kamis (24/11/2022).
Dalam menyiapkan kebijakan yang tepat, Sri Mulyani menyebut akan berkomunikasi dengan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), serta BPJS Ketenagakerjaan.
“Kita lihat instrumen mana yang bisa membantu untuk siapa yang harus dibantu, apakah korporasinya atau buruhnya. Kalau buruhnya pakai instrumen apa, apakah instrumennya di Kemnaker atau BPJS ketenagakerjaan,” jelasnya.
“Kalau dalam korporasinya kita sudah pernah menggunakan PPh 25 yang mungkin ditunda atau diperkecil. Hal-hal itu yang nanti akan kita deployed lagi. Jadi kita akan melihat berdasarkan siapa yang mau ditargetkan, korporasinya atau dari sisi pekerjanya,” tambahnya.
Sri Mulyani menyebut fenomena munculnya PHK disebabkan oleh negara maju yang menaikkan suku bunga secara agresif untuk mengendalikan permintaan. Makanya perusahaan berorientasi ekspor di Indonesia paling terdampak karena mengalami penurunan permintaan.
“Barang-barang ekspor kita terutama TPT dan alas kaki itu yang biasanya menjelang akhir tahun meningkat di negara maju karena mau menjalani natal dan tahun baru, dengan adanya langkah agresif dari bank sentral memang demand-nya dikendalikan. Itu permintaan terhadap ekspor barang-barang yang biasanya dikonsumsi, termasuk elektronik itu juga akan terpengaruh,” bebernya. (edw)
Discussion about this post