SuaraNusantara.com – Ketua MPR Bambang Soestyo melihat naiknya biaya produksi bisa berpotensi risiko inlfasi di tahun 2023. Karena itu ia mendorong pemerintah mengambil langkah strategi yang tepat.
“Pemerintah harus melakukan strategi yang tepat dalam menghadapi resiko inflasi 2023 yang diperkirakan berpotensi biaya produksi meningkat dengan langkah-langkah memberikan subsidi terutama terhadap bahan pokok produksi,” ujar Bambang kepada SuaraNusantara.com, Selasa (20/12/2022).
“Agar dapat meringankan pengusaha dalam memproduksi sekaligus memberikan ketentraman bagi masyarakat menjelang tahun 2023,” sambung Bamsoet yang juga Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Keamanan dan Pertahanan KADIN Indonesia.
Dengan naiknya biaya produksi dan ancaman inflasi tahun depan, Bamsoet meminta Kementerian Keuangan untuk memetakan sektor-sektor yang berpotensi mengalami peningkatan biaya produksi. Sehingga pemerintah dapat melakukan langkah antisipasi agar tidak menjadi beban di masyarakat akibat inflasi.
“Yang nantinya akan memiliki implikasi yang cukup signifikan pada kondisi dunia usaha dan konsumsi rumah tangga di tahun 2023,” sambungnya.
Selain itu Bamsoet juga meminta pemerintah dapat memberikan insentif pajak dan stimulus bagi pelaku industri. Tujuannya tak lain, pelaku industri dapat meneka margin profit dan menahan kenaikan harga di pasaran.
“Agar tidak terjadi penurunan daya beli dan permintaan masyarakat yang dapat berdampak pada meningkatnya risiko terjadinya inflasi,” paparnya.
Bamsoet meminta ada komitmen dari pemerintah untuk bisa menjaga kestabilan harga, dengan tidak menaikan harga produk di pasaran. Sebab jika ada kenaikan akan menambah risiko inflasi.
“Mengingat inflasi dapat menyebabkan melemahnya kondisi sektor riil, menurunnya daya beli masyarakat, ancaman pemutusan hubungan kerja atau PHK, dan pemangkasan upah,” tutupnya. (edw)
Discussion about this post