Suara Nusantara.com – Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN) Banten melaksanakan Gerakan Masyarakat Pemasangan Tanda Batas (Gematapas), di Ciomas, Kabupaten Serang, Jumat (3/2/2023).
Lewat Gematapas yang dilaksanakan secara serentak mentargetkan sebanyak 1 juta patok tanah dipasang di provinsi di Indonesia.
“Ini langkah awal untuk mempersiapkan pelaksanaan pendaftaran tanah sistematis lengkap (PTSL) terintegrasi tahun 2023. Jadi di mana sebelum dilakukan maka terlebih dahulu melakukan pemasangan tanda batas patok,” kata Kepala Kanwil ATR/BPN Banten, Rudi Rubijaya.
Tahun ini, kata Rudi, Banten mendapat target PTSL yang terdiri PBT seluas 45.739 hektare dan SHAT sebanyak 82.938 bidang. Sementara sertifikasi tanah BMN 348 bidang dan redistribusi tanah sebanyak 2.455 bidang.
“Untuk patok yang akan dipasang di Banten mendapat alokasi 28.000, ini tersebar di 8 kabupaten dan kota. Sebanyak 8.000 patok di Lebak, Kabupaten Tangerang 6.000 patok, Kabupaten Pandeglang 5.700 patok dan 5.600 di Kabupaten Serang,” ungkap Rudi.
“Lalu 500 patok di Kota Cilegon, 500 patok di Tangerang Selatan dan Kota Tangerang serta Kota Serang masing-masing 200 patok,” sambung Rudi.
Pelaksanaan Gemapatas bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memasang dan menjaga tanda batas tanah. Hal ini agar meminimalisir konflik dan sengketa batas kepemilikan.
Sementara itu, Pj Gubernur Banten, Al Muktabar menerangkan, permasalahan tanah bisa menjadi sengketa jika tidak dikelola dengan baik.
“Masalah batas lahan bisa berdampak terhadap tatanan kehidupan. Batas kepemilikan penting supaya tidak menimbulkan polemik sosial,” kata Al Muktabar.
Untuk itu Al Muktabar mengajak masyarakat agar memiliki kesadaran untuk menetapkan batas-batas tanahnya.
“Ini penting sekali untuk saling menjaga, karena dengan dipasangnya patok itu bisa anti cekcok dan caplok,” ucap dia.(Def)
Discussion about this post