Suaranusantara.com – Indonesia kembali berduka, khususnya bagi warga korban tragedi kebakaran Depo Pertamina dikawasan Tanah Merah Plumpang, Jakarta. Dikabarkan tragedi tersebut menewaskan lebih dari 15 orang dan kabar terkini ada sekitar 49 orang terluka akibat kebakaran tersebut.
Mengutip dari akun Twitter @Miduk17, kejadian kebakaran tersebut membawa kita kepada memori tentang kebijakan mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang ingin merelokasi masyarakat Tanah Merah lantaran menurut Ahok wilayah itu tidak aman untuk ditinggali.
Bahkan, saat dirinya belum berhasil merelokasi warga yang tinggal didaerah tersebut, Ahok sampai meminta kepada calon gubernur saat itu Anies Baswedan tidak membohongi rakyat demi mendapatkan kursi gubernur pada Pemilu Gubernur DKI Jakarta pada 2017 silam. Diketahui saat itu Anies memang hendak mempertahankan wilayah tersebut karena memiliki potensi suara dukungan untuk dirinya dalam kontesasi Pemilu Gubernur.
“Ahok sempat mengingatkan Anies agar tidak sembarangan membuat janji politik apalagi membohongi rakyat demi kursi gubernur, salah satunya soal Tanah Merah, Plumpang, Jakut. Menurut Ahok, tanah ini adalah aset milik Pertamina,” cuit akun @Miduk17.
Disebutkan oleh Ahok bahwa kawasan tersebut tidak boleh ditempati oleh warga karena selain milik Pertamina, kawasan itu terlalu dekat dengan depo pertamina.
“Fasilitas TBBM Plumpang itu butuh BUFFERZONE sebagai bagian dari concern terhadap keselamatan lingkungan dan efek lainnya,” ujarnya.
Sebelum masa kampanye Pemilu Gubernur 2017, Ahok bahkan pernah menawarkan rumah susun (rusun), namun sepertinya tidak mendapatkan kesepakatan dan jalan yang terang dengan 1422 kepala keluarga penghuni tanah merah.
Sejatinya, sambung akun twitter @Miduk17, saat itu Ahok sudah menyiapkan rusun untuk warga Tanah Merah, warga Rawa Bebek dan ada yang dari Bukit Duri juga, dengan biaya sewanya hanya Rp 5.000 per hari.
Namun warga Tanah Merah malah mengalihkan dukungan ke Anies sebagai calon Gubernur DKI pada Pemilu Gubernur 2017 silam.
“Yang penting bukan Ahok, yang penting mereka tidak direlokasi (walaupun dikasih RUSUN-red)” ungkapnya.
Hal itulah yang diduga menjadi peluang bagi Anies untuk menambah suara dengan menghasilkan kesepakatan yang tertuang dalam kontrak politik dengan komitmen tidak akan merelokasi Tanah Merah jika Anies terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta. Bahkan saat itu Anies tetap memperbolehkan warga menetap disana. Meskipun secara kajian ilmiah telah mengetahui dampak jika warga tinggal disana.
“Tapi demi kemenangan Pilgub DKI, apapun harus dilakukan,” pungkasnya.(ADT)
Discussion about this post