Suaranusantara.com – Kerusakan alam kian terjadi, ditandai dengan meningkatnya suhu panas dunia akibat pemanasan global.
Pemerintah Indonesia berupaya untuk menurunkan kondisi kritis kerusakan lingkungan dengan cara menyediakan kendaraan listrik yang diklaim lebih ramah lingkungan dibandingkan kendaraan berbahan minyak fosil.
Menko Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Luhut Panjaitan bercerita tentang lika-liku pemerintah dalam mengambil keputusan terkait pemberian subsidi kendaraan listrik. Diungkapnya, Luhut bercerita sampai harus berseteru dan perang urat syaraf dengan Kementerian Keuangan, Sri Mulyani terkait kebijakan tersebut.
“Electric vehicle (EV-red) itu saya dorong habis-habisan. Saya kadang berkelahi dengan Kemenkeu. Mereka bilang, ‘wah ini insentif’. Ini kan carbon emission harus kita dorong, kasih insentif juga. Kita mesti secepat mungkin membuang bus, sepeda motor dan mobil yang karbon emisinya tinggi,” jelasnya di The Westin Jakarta, Selasa (9/5).
Luhut menuturkan bahwa mendukung program kendaraan listrik sejatinya mudah lantaran Indonesia cukup mengikuti benchmark dengan Thailand dan Vietnam. Namun, lanjutnya, insentif yang diberikan harus bersaing jika Indonesia ingin dilirik dunia.
“Kalau Vietnam dan Thailand bisa kasih (insentif kendaraan listrik-red), masa kita nggak bisa? Kalau insentif tidak bagus sama saja kita bunuh diri sendiri,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Luhut membalas komentar miring yang menuduh subsidi kendaraan listrik, khususnya mobil, tidak tepat. Luhut menyatakan bahwa insentif untuk mobil listrik telah berdasarkan studi komprehensif.
Luhut mengatakan bahwa seluruh dunia menggalakkan program untuk mendorong kendaraan listrik itu. Dengan begitu, Indonesia tidak dapat semena-mena melawan arus.
“Mengenai mobil listrik sudah ada studi komprehensif. Saya kira seluruh dunia, bukan hanya kita. Jadi jangan kita lawan arus dunia juga. Siapa yang berkomentar saya tak tahu, suruh dia datang ke saya biar saya jelaskan bahwa itu tak benar omongannya,” tegasnya.
Diketahui sebelumnya, Anies Baswedan menyebut solusi menghadapi masalah lingkungan hidup termasuk soal polusi udara bukanlah subsidi mobil listrik.
Menurut Anies, ‘keistimewaan’ berupa subsidi atau insentif bukan solusi menyelesaikan permasalahan lingkungan dan meningkatkan penjualan kendaraan listrik, bahkan insentif diklaim banyak dinikmati oleh golongan masyarakat kaya.(ADT)
Discussion about this post