Suaranusantara.com – Riwayat Peringatan Hari Pramuka Indonesia yang dirayakan setiap tahun pada tanggal 14 Agustus dimulai dengan peluncuran Gerakan Pramuka oleh Presiden Soekarno di Istana Negara pada tahun 1961. Saat itu, Bendera Gerakan Pramuka secara resmi diberikan oleh Presiden Soekarno kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Sri Sultan Hamengku Buwono IX kemudian ditunjuk sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka untuk periode pertama, mengikuti Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961 yang mengatur Gerakan Pramuka. Ini juga menjadi Hari Awal Tahun Kerja.
Namun, sebelum peristiwa penting ini terjadi, Indonesia telah memiliki sejarah panjang dalam gerakan kepanduan. Gerakan kepanduan pertama kali muncul selama masa penjajahan Belanda pada tahun 1912.
Organisasi seperti Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO) dan Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging (NIPV) menjadi bagian dari sejarah gerakan kepanduan di Indonesia.
Perkembangan gerakan kepanduan ini menghasilkan berbagai organisasi kepanduan berdasarkan agama, suku, dan faktor lain. Inisiatif ini diilhami oleh munculnya gerakan kepanduan asli yang disebut Javaansche Padvinders Organisatie, yang digagas oleh Pemimpin Keraton Solo Mangkunegara VII.
Kehadiran berbagai organisasi kepanduan ini memiliki arti penting, khususnya saat Indonesia berpartisipasi dalam Jambore Kepanduan Dunia di Belanda pada tahun 1937 dan mendirikan Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem (All Indonesia Jambore) di Yogyakarta pada tahun 1941. Semua ini membuka jalan bagi Kongres Kesatuan Kepanduan Indonesia di Surakarta pada tahun 1945 yang menghasilkan kelahiran Pandu Rakyat Indonesia.
Meskipun Pandu Rakyat Indonesia dicekal oleh pemerintah Belanda selama Agresi Militer 1948, masyarakat mendirikan organisasi kepanduan baru seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), dan Kepanduan Indonesia Muda (KIM). Kesemuanya kemudian bernaung di bawah Persatuan Kepanduan Indonesia (Perkindo).
Gagasan tentang pendirian wadah kepanduan nasional yang lebih terpadu muncul dari Presiden Soekarno dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX, yang juga menjabat sebagai Pandu Agung.
Gagasan ini membawa pada pembentukan Pramuka sebagai wadah nasional untuk gerakan kepanduan yang diresmikan pada 9 Maret 1961. Hari ini dikenal sebagai Hari Tunas Gerakan Pramuka. Setelah itu, pada 20 Mei 1961, Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961 dikeluarkan untuk mengakui Pramuka sebagai Gerakan Pramuka.
Pada 14 Agustus 1961, dalam sebuah upacara di halaman Istana Negara, Presiden Soekarno menyerahkan Bendera Gerakan Pramuka kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX, yang juga menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka pada periode pertama. Sejak saat itu, tanggal 14 Agustus ditetapkan sebagai Hari Pramuka Indonesia dan dirayakan setiap tahun.(red)
Discussion about this post