Suaranusantara.com – Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rosan Perkasa Roeslani, mengungkapkan bahwa negara-negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) menghadapi tantangan besar terkait inklusivitas keuangan.
Lebih dari 70 persen penduduk ASEAN tidak memiliki rekening bank, dan sekitar 39 juta dari 70 juta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di kawasan ini mengalami kekurangan pendanaan yang mencapai sekitar 300 miliar dolar AS per tahunnya.
ASEAN, yang memiliki 650 juta penduduk, merupakan kawasan dengan sejumlah besar pelaku UMKM. Rosan menyatakan bahwa layanan keuangan digital memiliki potensi besar untuk mengatasi kesenjangan keuangan ini, terutama bagi mereka yang tidak memiliki rekening bank dan mengalami keterbatasan akses keuangan.
Baca Juga :Â BSI Bandar Lampung Sosialisasikan Layanan Perbankan Syariah ke Pegawai Rutan Sukadana
Rosan juga mengungkapkan bahwa inisiatif keuangan digital di Indonesia telah berkontribusi signifikan dalam mempercepat inklusi keuangan di ASEAN.
Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah perusahaan fintech aktif di Indonesia meningkat enam kali lipat, dan sekitar 33 persen populasi memilih dompet elektronik sebagai metode pembayaran default pada tahun 2021. Hal ini menjadikan Indonesia salah satu negara dengan perekonomian paling maju di ASEAN.
Baca Juga :Â Rocky Gerung Desak Yasonna Laoly Minta Maaf Terkait Tuduhan Penghinaan Marga Laoly
Dengan adanya layanan keuangan digital, diharapkan inklusivitas keuangan di kawasan ASEAN dapat terus meningkat, memberikan landasan bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.(red)
Discussion about this post