SuaraNusantara.com – Pakar Kebijakan Publik, Bambang Haryo Soekartono, menekankan perlunya Pemerintah mencari solusi alternatif untuk mengatasi polusi udara. Menurutnya, mengandalkan uji emisi kendaraan saja tidak cukup.
Bambang Haryo, yang juga merupakan mantan Anggota DPR periode 2014-2019, menilai bahwa polusi udara di wilayah Jabodetabek tidak hanya disebabkan oleh emisi gas buang kendaraan, tetapi juga dipengaruhi oleh kebakaran hutan di berbagai daerah yang belum tertangani dengan baik.
Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa jumlah titik hotspot kebakaran telah mencapai lebih dari 5.000 titik api hingga saat ini. Kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatra menghasilkan asap yang mencapai pesisir Pulau Jawa, termasuk wilayah Jabodetabek, karena arah angin yang berhembus dari barat ke timur dan agak ke selatan, sesuai informasi dari BMKG.
Baca Juga :Â Tekan Polusi Udara di Jakarta, Ketua MPR Usulkan Jalan Berbayar
“Sejauh ini berdasarkan data BMKG, jumlah titik hotspot kebakaran sudah mencapai di atas 5.000 titik api sampai dengan hari ini. Titik kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatra yang membawa asap kebakaran hutan tersebut ke pesisir Pulau Jawa termasuk Jabodetabek akibat angin berhembus dari barat ke timur agak ke selatan sesuai dengan informasi BMKG,” kata Bambang Haryo.
Bambang Haryo menekankan pentingnya tidak menyalahkan dan membebani masyarakat dengan kebijakan terkait polusi udara ini, dan dia meminta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) untuk bertanggung jawab atas kondisi polusi udara tersebut. Upaya ini diharapkan dapat menjaga keselamatan masyarakat di seluruh Indonesia.
Discussion about this post