
Jakarta – SuaraNusantara.com
Launching “Nias Pesona Pulau Impian” secara resmi digelar pada Kamis, 2 Juni 2016 kemarin di Balairung Sudirman, Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI, Jl. Medan Merdeka Barat. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari itu menampilkan pameran benda dan kerajinan tangan khas Kepulauan Nias, serta pertunjukan seni tradisional dari 4 kabupaten dan 1 kota yang ada di sana.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti dalam sambutannya mengatakan, launching ini merupakan langkah awal yang bagus untuk mendukung dan membangun sektor pariwisata. “Dari sekian banyak pengenalan pariwisata, Nias luar biasa,” katanya.
Menurutnya, tiap kabupaten dan kota di Kepulauan Nias, yaitu Kabupaten Nias, Nias Barat, Nias Selatan, Nias Utara dan Kota Gunungsitoli mulai kini saling membantu dan bergandeng tangan demi kemajuan pariwisata. “Kementerian Pariwisata mendukung komitmen ini dan kita akan memfasilitasinya,” ujar Esthy.
Sementara Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Hamonangan Laoly, selaku tokoh masyarakat Nias yang turut hadir dalam acara ini, dalam sambutannya menegaskan tiap kabupaten dan kota memang harus bersatu dan bersinergi untuk mengembangkan dan mempromosikan Nias.
“Saya senang karena semuanya kompak. Setiap daerah tidak boleh congkak dalam mengenalkan pariwisatanya. Tidak boleh ada yang bilang kampung saya lebih bagus, top dan hebat karena kalau ada pikiran semacam itu, lupakan saja, pasti nggak berhasil. Tapi kalau kita kompak, kita pasti bisa!” tegasnya.
Yasonna juga berpesan kepada masyarakat Nias agar tidak menaikkan harga tanah demi membangun pariwisata. “Jangan naikkan harga tanah. Tapi manfaatkan potensi pariwisata yang baik untuk membangun Nias,” tutupnya.
Kabarnya Menkumham mencanangkan bebas visa kunjungan dari 94 negara menjadi 125 negara. Hal itu tentu memberi pengaruh positif bagi kemajuan pariwisata tanah air, termasuk Nias. Selain itu, anggaran promosi pariwisata juga meningkat dari Rp. 2,2 trilyun menjadi Rp 5,3 trilyun.
Selama ini, Kepulauan Nias memiliki potensi wisata yang sangat luar biasa, tidak kalah dibanding daerah lain. Namun karena kurangnya promosi dan keseriusan pemerintah daerah dan pelaku wisata, pariwisata di sana sempat tertidur dalam kurun beberapa tahun terakhir.
Untuk membangkitkannya, Himpunan Masyarakat Nias (HIMNI) kemudian mendekati pihak Kementerian Pariwisata RI dan para kepala daerah di Kepulauan Nias hingga akhirnya semua sepakat untuk menggelar launching agar kepulauan yang terletak di Provinsi Sumatera Utara dan berbatasan langsung dengan Samudera Hindia ini dapat menjadi salah satu destinasi prioritas di Indonesia.
Sebagai tindak lanjut dari launching ini, dalam waktu dekat akan digelar Pesta Ya’ahowu dari 6 sampai 8 Agustus 2016. Pembukaannya di Kabupaten Nias Selatan dan penutupan di Kota Gunungsitoli, dengan beberapa rangkaian event seperti ajang surfing berskala internasional di Pulau Tello, pameran kerajinan, kuliner, upacara adat Nias, atraksi tari perang, serta atraksi lompat batu. Pada malam puncak penutupan, festival akan dimeriahkan dengan pertunjukan musisi lokal dan nasional, serta pelepasan 1.000 lampion ke udara.
Bupati Kabupaten Nias, Sokhiatulo Laoli, di sela-sela acara menuturkan, ada puluhan lokasi wisata menarik yang tersebar di Kepulauan Nias. Kabupaten Nias, lanjut Sokhiatulo, punya 24 jenis wisata. Kabupaten Nias Utara memiliki 12 potensi wisata, Kabupaten Nias Barat memiliki 3 potensi wisata besar, dan Kota Gunungsitoli memiliki 10 jenis potensi wisata. Adapun Kabupaten Nias Selatan memiliki potensi wisata paling banyak dengan jumlah 40.
“Nias punya potensi pariwisata yang prospektif. Total ada lebih dari 80 destinasi wisata di Nias,” ujar sambil menyebut bahwa tempat surfing terbaik dunia ada di Kepulauan Nias. (Cipto)