Jakarta-SuaraNusantara
Penanganan pasca banjir Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) masih dilakukan selama masa tanggap darurat 2 pekan. Akibat banjir tersebut sejumlah fasilitas umum rusak dan pasokan listrik ke Kecamatan Asa Kota dan Kecamatan Rasa Nae Barat terputus.
Demikian dikatakan Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB dalam keterangan tertulisnya, Jumat (23/12/2016).
“Listrik masih padam hingga malam hari sehingga kondisi gelap gulita. Hingga pukul 21.30 Wita, banjir sudah berangsur-angsur surut,” kata Sutopo.
Selain itu, dua jembatan rusak berat akibat diterjang banjir. Antara lain, jembatan Penato’i yang menghubungkan Raba dan Kota Bima roboh sejak Jumat sore. Sedangkan jembatan Padolo yang menghubungkan Kabupaten Bima dan Kota Bima rusak berat.
“Masyarakat mengungsi di tempat aman seperti di masjid dan bukit di Penaraga, Rite, Santi, Tambana, Dana Traha, Bukit Jatiwangi, Bukit Kosambo Mande, Soncotengge, Bukit Penatoi, dan Dorolonda. Meskipun sebagian sudah berangsur surut, masyarakat belum berani kembali ke rumah karena khawatir banjir susulan mengingat potensi hujan masih akan terjadi di Bima dan sekitarnya,” tutur Sutopo.
Sutopo menuturkan hingga saat ini masyarakat Kota Bima masih membutuhkan bantuan. Kebutuhan mendesak yang diperlukan antara lain yakni makanan siap saji, air mineral, pakaian, hingga obat-obatan.
Sebelumnya, Banjir kembali terjadi di permukiman sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Barat (NTB) akibat hujan deras yang turun. Banjir yang paling parah terjadi di Kecamatan Asa Kota dan Kecamatan Rasa Nae Barat dengan tinggi banjir antara 1-1,5 meter. (fajar)