Suaranusantara.com- Menurut Psikolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Novi Poespita Candra, S.Psi., M.Si., Ph.D., meskipun anak-anak belum diwajibkan berpuasa, melatih kebiasaan berpuasa sejak usia dini dapat bermanfaat dalam memperkenalkan dan membiasakan anak dengan praktik tersebut.
Novi menekankan pentingnya pemahaman anak tentang makna puasa sebelum memulai latihan tersebut.
Sebelum memulai latihan, orangtua perlu mendiskusikan secara menyeluruh dengan anak mengenai alasan di balik puasa. Menurut Novi, pemahaman yang baik tidak akan terjadi melalui penasehatan atau pemaksaan, melainkan melalui dialog terbuka.
Berikut beberapa langkah yang dapat diambil orangtua untuk melatih anak berpuasa:
1. Menjelaskan manfaat kesehatan
Selain menjelaskan aspek religius puasa, orangtua juga dapat menyampaikan manfaatnya bagi kesehatan anak, baik secara fisik maupun mental.
Penting juga untuk mengajarkan pola makan sehat selama bulan puasa, seperti meningkatkan asupan cairan saat berbuka dan sahur, serta memilih makanan bergizi.
2. Menyepakati waktu berpuasa
Orangtua dapat berdialog dengan anak untuk menetapkan waktu berpuasa yang sesuai. Misalnya, mulai berpuasa hingga tengah hari atau hingga waktu magrib. Setelah mencapai kesepakatan, bisa dilakukan perayaan kecil untuk memotivasi anak.
Mendorong kebaikan: Anak dapat diajarkan untuk melakukan perbuatan baik yang bermanfaat bagi orang lain, seperti bersedekah, selama bulan puasa.
3. Menanyakan pengalaman
Setelah anak mencoba berpuasa, penting bagi orangtua untuk bertanya tentang pengalamannya. Hal ini dapat membantu anak merefleksikan pengalaman mereka dan mengapresiasi makna berpuasa tidak hanya bagi diri mereka sendiri, tetapi juga bagi orang lain.
4. Melatih secara bertahap
Penting untuk melatih anak secara bertahap agar mereka dapat menyesuaikan diri dengan kebiasaan berpuasa. Misalnya, jangan langsung memaksa anak untuk berpuasa sehari penuh jika mereka belum terbiasa.
Dengan pendekatan yang tepat, orangtua dapat membantu anak memahami dan menghargai praktik berpuasa sejak dini, sambil menjaga kesehatan dan kesejahteraan mereka.
Discussion about this post