SuaraNusantara.com – Presiden Joko Widodo menerima kritik terkait rencana potensialnya untuk mengganti Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Budi Gunawan, di tengah situasi tahun politik yang tengah berlangsung. Menurut analis politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, langkah tersebut dapat dianggap irasional.
Dalam pandangannya, untuk mempertahankan kekuasaan dan mencapai tujuan politiknya hingga akhir masa jabatannya pada Oktober 2024, Presiden Jokowi perlu membuat keputusan yang bijak. Pergantian kepala BIN, khususnya dengan orang kepercayaannya, bisa merugikan Jokowi dalam upayanya memastikan stabilitas politik.
“Jokowi tampaknya akan berhati-hati dalam mengambil keputusan tentang Budi Gunawan. Langkah semacam ini bisa membahayakan posisinya,” ujar Jamiluddin dikutip rekan media Senin, 06 November 2023.
Baca Juga:Â Lowongan Kerja Lion Air Group November 2023: Pramugari dan Pramugara Tanpa Pengalaman
Ia juga memprediksi bahwa Jokowi akan cenderung memilih untuk tidak terburu-buru dalam mengganti Budi Gunawan. Menurutnya, jika Jokowi tetap memutuskan untuk mengganti kepala BIN, itu akan dianggap sebagai tindakan yang irrasional dan gegabah.
Namun, Jamiluddin juga menyoroti sifat Presiden Jokowi yang lebih cenderung untuk menjaga stabilitas dan menghindari tindakan drastis. Ia menganggap bahwa Jokowi tidak akan mengganti orang dengan cara kasar tanpa alasan yang kuat.
“Jokowi tidak ingin melakukan perubahan struktural tanpa dasar yang kuat. Oleh karena itu, Budi Gunawan mungkin akan dipertahankan kecuali ada alasan yang kuat untuk menggantinya,” tambahnya.
Baca Juga:Â Luhut Binsar Pandjaitan Ceritakan Kondisi Terkini Selama Berobat di Singapura
Pertanyaan seputar apakah Presiden Jokowi akan mengambil langkah untuk mengganti Kepala BIN Budi Gunawan atau tidak, tetap menjadi perhatian dalam konteks dinamika politik Indonesia yang sedang berlangsung. (Alief)
Discussion about this post