Ribuan Penari Maena akan Pecahkan Rekor MURI di Penutupan Pesta Ya’ahowu 2016

Tari Maena | Foto: Anton
Tari Maena | Foto: Anton

Jakarta-SuaraNusantara

Sebuah upaya pemecahan rekor MURI akan dilakukan dalam rangkaian Pesta Ya’ahowu 2016 di Kota Gunungsitoli, dari 24 hingga 26 November mendatang. Sebanyak 5,625 orang rencananya akan berpartisipasi dalam Tari Maena yang dibawakan secara kolosal.

Dalam laman http://tarikolosal.gunungsitolikota.go.id/ tertulis keterangan 2,844 penari lelaki dan 2,781 penari perempuan akan terlibat dalam Tari Maena pada penutupan Pesta Ya’ahowu 2016. Mereka berasal dari Kota Gunungsitoli dan sekitarnya, antara lain para pelajar dari berbagai sekolah dan pesantren, Tim Penggerak PKK, Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XLVI, Bhayangkari Gunungsitoli, Dharmayukti Karini, Pengadilan Gunungsitoli, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kota Gunungsitoli, serta masyarakat umum dari beberapa kecamatan yang ada.

Namun berdasarkan keterangan Ketua Panitia Lokal Oimonaha Waruru, tarian kolosal Maena akan diikuti 5.047 penari. “Penampilan 5.047 personel penari budaya memiliki makna, yakni angka 5 menandakan Gunungsitoli daerah ke-5 yang mekar dari Nias Induk. Kemudian angka 047 merupakan nomor undang-undang pembentukan  Gunungsitoli tahun 2008,” tutur Oimonaha Waruru, Jumat (11/11), dilansir hariansib.co.

Oimonaha menjelaskan, sesuai tujuan Pesta Ya’ahowu, Tari Maena secara kolosal ini bertujuan untuk menggali dan melestarikan budaya Nias. Diharapkan masyarakat dapat lebih memahami budaya, sehingga dapat dijadikan panutan dalam kehidupan sehari-hari. “Karena para pendahulu telah menggagas budaya sebagai teladan kehidupan sosial,” ujarnya.

Pada malam penutupan Pesta Ya’ahowu, Sabtu 26 November 2016, rencananya  akan dimeriahkan pula oleh panggung musik dan pelepasan 1.000 lampion ke udara. Menteri Pendidikan, Menteri Pariwisata, Menkumham, dan Gubernur Sumatera Utara, direncanakan turut menghadiri malam penutupan ini. (Rio)

Exit mobile version