Balai Besar Karantina Pertanian Soetta Musnahkan Bakteri Asal Korsel dan Kanada

Pemusnahan bakteri

Tangerang – SuaraNusantara

Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Soekarno-Hatta kembali temukan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) Golongan A1 pada komoditas pertanian yang masuk melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta).

Bakteri tersebut adalah Pseudomonas Firidiflava yang terbawa oleh media pembawa bibit sawi putih asal Korea Selatan. Dan Tobacco Streak Virus (TSV) yang terbawa oleh media pembawa biji kedelai asal Canada.

Dua jenis bakteri ini belum pernah ditemukan di wilayah Indonesia dan jika tersebar pada tanaman inang dapat merusak produksi tanaman tersebut.

Adapun media pembawa tersebut antara lain sebanyak 300 kilogram bibit sawi putih yang di impor oleh PT East West Seed diamankan pada Senin (15/1) lalu. Sementara 1 kilogram biji kedelai diimpor oleh PT Exindo Karsa Agung diamankan pada Kamis (18/1).

Kepala Balai BBKP Bandara Soetta Eliza Suryati Roesli menjelaskan, kedua jenis media pembawa ini telah disiapkan Sertifikat Phytosanitary dari negara asal oleh para importir. Namun sesuai SOP, karantina Soekarno-Hatta tetap wajib melakukan tindakan pemeriksaan karantina terhadap media pembawa tersebut.

“Dan ternyata terbukti hasil dari pemeriksaan laboratorium, positif ditemukan bakteri Pseudomonas Viridiflava dan Tobacco Streak Virus (TSV) pada media pembawa tersebut,” kata Eliza saat ditemui di Bandara Soetta, Tangerang, Selasa (6/3/2018).

“Seperti saat ini, andai kami tidak lakukan pemeriksaan lab, karena merasa sudah ada phytosanitary maka bisa dibayangkan bagaimana dampaknya, bakteri berbahaya yang belum ada di Indonesia dapat merugikan produksi pertanian petani kita. Sungguh Fatal bukan” tambahnya.

Media pembawa bakteri tersebut pun dimusnahkan dengan cara dibakar di Incenerator BBKP Bandara Soetta. Pada pemusnahan kali ini turut dimusnahkan 401,15 kg media pembawa HPHK dan 7,2 kg Media Pembawa OPTK yang masuk secara illegal Dan tidak dilengkapi dokumen karantina.

Komoditi pertanian yang dimusnahkan kali ini merupakan periode penahanan Januari dan Februari 2018.

Secara ekonomis, Eliza menerangkan bahwa 300 kg bibit sawi putih ini dapat ditanam untuk 600 ha lahan dengan produktivitas 60 ton per hektar. Jadi BBKP Soetta dapat menyelamatkan 36.000 ton sawi hasil petani Indonesia. Dengan estimasi harga pasar saat ini, BBKP Bandara Soetta mencegah kerugian sebesar Rp 252 milyar.

“Terlebih lagi jika bibit sawi putih ini diperuntukkan menjadi indukan tanaman. Berapa akumulasi kerugian yang harus ditanggung petani Kita, jelasnya,” ungkapnya. (Akim)

Exit mobile version