AS Sambut Komitmen Myanmar Akhiri Kekerasan di Rakhine State

Anak-anak pengungsi Rohingya (Foto: Net)

Jakarta-SuaraNusantara

Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson menyambut baik komitmen pemerintah Myanmar untuk mengakhiri kekerasan di Negara Bagian Rakhine.

Hal itu diungkapkan juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Heather Nauert, di Amerika Serikat, Rabu (20/9/2017).

Menurut Heather Nauert, dalam sebuah pembicaraan dengan pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi, Tillerson memuji Myanmar yang mengizinkan orang-orang yang kehilangan tempat tinggal akibat kekerasan tersebut untuk kembali ke rumah mereka.

“Dia (Tillerson) juga mendesak pemerintah dan militer Myanmar untuk memfasilitasi bantuan kemanusiaan bagi orang-orang yang kehilangan tempat tinggal di daerah-daerah yang terkena dampak, dan menanggapi tuduhan pelanggaran hak asasi manusia,” jelas Heather.

Saat ini sedikitnya 421 ribu orang Rohingya asal Myanmar mengungsi ke Bangladesh sejak kerusuhan antar etnis 25 Agustus silam yang menewaskan sekitar 3.000 warga Rohingya. Dari jumlah itu, sekitar 170 ribu pengungsi belum menerima layanan kesehatan.

“Banyak pendatang baru, yang berjalan berhari-hari melewati hutan dalam hujan dan panas. Mereka dalam keadaan sakit dan kekurangan gizi saat mencapai pemukiman Cox’s Bazar, Bangladesh,” ujar Joel Millman, juru bicara Badan Internasional untuk Migrasi (IOM) PBB dalam sebuah konferensi pers di Jenewa, Selasa (19/9/2017) kemarin.

Menurut juru bicara UNHCR lainnya, Marixie Mercado, ditaksir 250 ribu anak Rohingya telah meninggalkan Myanmar menuju Bangladesh.

“Dalam beberapa hari ini, lebih dari 23 ribu anak di bawah lima tahun dirawat karena kekurangan gizi di sejumlah lokasi yang berbeda,” kata Mercado.

“Sekitar 13 persen dilaporkan mengalami kekurangan gizi akut. Perkiraan ini sangat awal, karena jumlahnya kecil, dan akan berubah saat kami menjangkau lebih banyak anak,” tambahnya.

Penulis: Yono D

 

 

Exit mobile version