Suaranusantara.com – Tegangan geopolitik di Eropa meningkat setelah mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengeluarkan pernyataan kontroversial yang menargetkan Polandia dan anggota NATO lainnya.
Medvedev, yang kini menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, menyatakan bahwa satu-satunya cara bagi Rusia untuk memastikan perdamaian abadi dengan Ukraina adalah dengan mendorong mundur perbatasan negara-negara yang bermusuhan, termasuk perbatasan Polandia.
Dalam sebuah pesan yang disampaikan melalui akun Telegramnya, Medvedev menekankan pentingnya mencapai semua tujuan operasi militer khusus Rusia untuk mendorong mundur perbatasan yang mengancam negara tersebut sejauh mungkin.
Pernyataan ini muncul di tengah situasi yang sudah tegang, dengan NATO yang telah diserukan untuk menembak jatuh rudal Rusia dari Polandia.
Sementara itu, Polandia, yang berbagi perbatasan timur yang panjang dengan Ukraina dan Belarusia, serta perbatasan sekitar 200 km dengan eksklave Rusia di Kaliningrad, belum memberikan tanggapan langsung atas komentar Medvedev.
Namun, pernyataan tersebut telah memicu kekhawatiran akan kemungkinan eskalasi konflik yang lebih luas di Eropa, dengan NATO dalam siaga tinggi terhadap potensi ancaman.
Medvedev juga telah menyebut Polandia sebagai “musuh berbahaya” dan memperingatkan bahwa negara tersebut bisa kehilangan status kenegaraannya jika terus melanjutkan kebijakannya saat ini.
Komentar ini menambah ketegangan antara Warsawa dan Moskow, yang telah mencapai titik terendah baru akibat perang di Ukraina.
Situasi ini menunjukkan dinamika yang kompleks dan penuh ketidakpastian di Eropa, dengan Rusia yang tampaknya semakin agresif dalam retorikanya dan NATO yang harus bersiap menghadapi kemungkinan skenario terburuk.
Discussion about this post