Suaranusantara.com- Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengungkap bahwa ada investor China yang mau membuat kilang minyak di Indonesia.
Purbaya menyampaikan hal demikian saat rapat kerja (raker) bersama Komisi X DPR RI, Kamis 2 Oktober 2025 di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta.
Terlebih lagi, PT Pertamina hingga saat ini belum membangun kilang minyak baru. Kata Purbaya, investor China pernah menawarkan kepada Pertamina untuk membangun kilang di Indonesia.
Namun, Pertamina kata Purbaya menolak lantaran akan memiliki kilang sendiri secara gratis.
“Pertamina bilang: kami keberatan dengan usul tersebut, karena kami sudah overcapacity. Waktu itu saya kaget, overcapacity apa? Kami sudah berencana bangun 7 kilang baru, satu pun nggak jadi kan. Tapi ke depan akan jadi, sampai sekarang nggak jadi. Yang ada malah beberapa dibakar kan,” ungkap Purbaya dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi XI DPR, dikutip Kamis 2 Oktober 2025.
Purbaya menyampaikan demikian, bermula dari dirinya menjabarkan, bahwa sampai sekarang Indonesia tidak memiliki kilang baru. Padahal, di tahun 2018, ia sempat meminta Pertamina untuk membangun kilang baru.
“Mereka (Pertamina) janji akan bangun 7 kilang baru dalam waktu 5 tahun. Tapi sampai sekarang kan tidak ada satu pun. Jadi bapak (Komisi XI DPR) tolong kontrol mereka juga. Dari saya kontrol, dari bapak-bapak kontrol,”ujarnya lagi.
Lantaran rugi besar mengingat kerap melakukan impor minyak dari negara tetangga yakni Singapura.
“Karena kita rugi besar. Kita impor dari mana dari Singapura minyak dan produk-produk minyaknya,” tegas Purbaya dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi XI DPR.
Atas hal itulah, Purbaya denga tegas akan memantau proyek-proyek yang dijalankan dan diusulkan Pertamina. Jika tidak, ia mengancam akan memangkas anggaran perusahaan.
“Kalau nggak kita potong uangnya juga, Pak. Saya kan pengawas, saya ganti aja Dirutnya. Artinya timbal balik. Jadi ini saya bikin masukan yang bagus sekali dari DPR. Gimana caranya kita memproduksi, juga memperbaiki alat-alat produksi, termasuk menyediakan alat produksi yang baru yang selama ini kita gagal membangun,” tegas Purbaya.
Purbaya menuturkan, bahwa bukan karena Indonesia tidak bisa membangun kilang. Namun, Pertamina, dinilai malas-malasan dalam pengembangan proyek tersebut.
Atas hal itu, ia meminta kepada DPR RI untuk ikut mengontrol Pertamina, supaya Indonesia bisa mengurangi subsidi. Dan dengan adanya kilang, harga produk BBM bisa lebih murah dan tepat sasaran.
“Jadi, untuk subsidi gimana nature-nya? Subsidi sebetulnya, kalau bisa nggak subsidi, gak subsidi. Cuman karena ekonomi pertumbuhannya nggak cukup bagus, masyarakat yang paling bawah belum bisa bertahan ketika harus menghadapi harga pasar. Dikeluarkan subsidi supaya mereka bisa hidup terus dan agak sejahteralah ke depan. Tapi kunci utamanya adalah menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat,” tanda Purbaya.
Discussion about this post