Suaranusantara.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa Indonesia hanya memiliki satu kesempatan untuk menjadi negara maju, yaitu saat memasuki bonus demografi pada tahun 2045.
Oleh karena itu, ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk tidak menyia-nyiakan peluang tersebut.
Hal itu disampaikan Jokowi saat membuka Konvensi XXIX dan Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Senin (15/1/2024).
Dalam sambutannya, Jokowi menekankan pentingnya mengembangkan ekonomi hijau dan ekonomi biru dengan memanfaatkan teknologi-teknologi terkini.
“Kita tahu kesempatan kita, peluang kita ke depan untuk mengembangkan ekonomi hijau, ekonomi biru. Oleh sebab itu, kita butuh teknologi smart farming, smart fisheries. Kita juga butuh teknologi bio energy, TV battery, green industry, fast computing, fast analisys dan masih banyak lagi, yang ini memang semuanya harus segera kita siapkan,” ujar Jokowi.
Jokowi mengingatkan bahwa bonus demografi adalah momentum yang sangat berharga bagi Indonesia untuk melompat menjadi negara maju.
Ia mengatakan bahwa dalam sejarah peradaban, setiap negara biasanya hanya diberi satu kali peluang untuk mencapai kemajuan.
“Karena dalam sebuah peradaban sebuah negara, kita biasanya hanya diberi sekali peluang untuk menjadi negara maju. Peluang yaitu saat kita diberi bonus demografi,” tuturnya.
Jokowi mencontohkan beberapa negara di Amerika Latin yang gagal memanfaatkan bonus demografi pada tahun 1950-an hingga 1970-an.
Akibatnya, negara-negara tersebut terjebak pada jebakan pendapatan menengah (middle income trap) dan bahkan ada yang menjadi negara miskin.
“Saat itu tahun 1950 sampai 1960-an mereka sudah menjadi negara berkembang, tapi sampai saat ini mereka tetap menjadi negara berkembang, dan bahkan ada yang turun menjadi negara miskin, karena tidak memanfaatkan opportunity, tidak memanfaatkan kesempatan, tidak memanfaatkan peluang yang diberikan dan terjebak pada middle income trap,” paparnya.
Untuk itu, Jokowi mengharapkan peran perguruan tinggi dalam negeri untuk terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing.
Jokowi juga berkeinginan agar perguruan tinggi di Indonesia bisa masuk dalam peringkat terbaik dunia berdasarkan US World.
“Saya lihat yang rankingnya 200 ke atas masih kecil sekali, nggak usah saya sebut, karena sangat kecil sekali dan nilainya masih di atas 100 yang masuk, ya top 100, top 50 belum ada. Ini lah pekerjaan besar bapak ibu rektor yang saya hormati. Meskipun tadi juga sudah disampaikan secara blak-blakan oleh Prof Dr Muhammad Nasih keluhan-keluhan yang ada, baik dan saya senang blak-blakan seperti itu. Ada pemeriksaan, ada anggaran yang masih sangat kurang dan yang lain-lainnya. Tapi sudah saya catat, prof. Nanti akan langsung kami bicarakan,” pungkas Jokowi.
Discussion about this post