Suaranusantara.com – Pagi hari ini, kualitas udara di Jakarta masih berada dalam kategori tidak sehat, dengan peringkat ketiga terburuk di dunia pada pukul 07.48 WIB.
Data dari laman pengukuran kualitas udara IQAir menunjukkan bahwa indeks kualitas udara di DKI Jakarta mencapai angka 155.
Angka ini menjadikan kualitas udara di Jakarta sebagai salah satu yang paling buruk jika dibandingkan dengan kota-kota besar di seluruh dunia.
Baca Juga :Â Nama Koalisi Perubahan Diteruskan Anies-Cak Imin, Demokrat: Itu yang Cetuskan AHY
Kota Kampala di Uganda menduduki peringkat pertama dengan indeks kualitas udara 162, sementara kota Lahore di Pakistan menempati peringkat kedua dengan indeks kualitas udara 157.
Konsentrasi polutan tertinggi dalam udara Jakarta pada hari ini adalah PM 2.5, dengan nilai konsentrasi sebesar 63.6 mikrogram per meter kubik. Nilai ini 12.7 kali lipat lebih tinggi dari panduan kualitas udara tahunan yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO).
Meskipun sebagian besar masyarakat Jakarta tidak berangkat kerja pada hari Minggu pagi ini, kualitas udara tetap buruk.
Baca Juga :Â Live-Action One Piece di Netflix: Versi Segar dari Anime Favorit
Tingkat keparahan kualitas udara di Jakarta cenderung fluktuatif dalam beberapa hari terakhir. Pada Kamis (31/8/2023) dan Jumat (1/9/2023), indeks kualitas udara mencapai angka 161 dan 162. Namun, pada Sabtu (2/9/2023), indeks kualitas udara cukup rendah, yaitu 153.
Menghadapi buruknya kualitas udara di Jakarta, IQAir merekomendasikan masyarakat untuk mengenakan masker, menggunakan penyaring udara, menutup jendela, dan menghindari aktivitas luar ruangan sebagai tindakan pencegahan.(Kml)
Discussion about this post