SuaraNusantara.com-Selama beberapa bulan terakhir, wilayah Jabodetabek telah dikepung kualitas udara yang buruk. Salah satu penyebab utama dari masalah ini adalah emisi gas buang kendaraan bermotor yang tak terkendali.
Satu Pengelola
Nirwono Yoga, seorang pengamat tata kota, menyoroti bahwa peningkatan kualitas udara memerlukan pembangunan transportasi yang terintegrasi dan dikelola oleh satu otoritas tunggal.
Yoga mengusulkan bahwa angkutan massal seperti Transjakarta seharusnya melayani berbagai wilayah tanpa terkendala oleh batas provinsi.
Baca Juga:Â Peringati HUT DKI Jakarta Ke 496, Pemprov DKI Jakarta Gratiskan Seluruh Transportasi Publik
“Seluruh transportasi umum itu harus menyatu, misalnya dari Jakarta mau ke Cibubur maupun ke Bogor. Kalau di luar negeri, itu satu manajemen. Tetapi di kita masih terpecah-pecah, oleh karena itu idealnya bus Transjakarta itu menjadi bus Transjabodetabek, jadi lebih mudah untuk lintas wilayah,” katanya.
Selain itu, Yoga berpendapat bahwa tiket untuk berbagai moda transportasi seharusnya terintegrasi, seperti tiket untuk angkutan pemukiman yang terhubung dengan kereta LRT.
“Harusnya itu hanya satu tiket, seperti di luar negeri naik bus, naik kereta, naik LRT semuanya jadi satu. Itu hanya bisa dilakukan dengan satu manajemen untuk mengelola seluruh transportasi,” kata Yoga.
Baca Juga:Â Perlu Dicoba, Ini Tempat Nongkrong di Alam Sutera yang Bikin Kamu Betah
Nirwono juga menekankan pentingnya integrasi tata ruang kota dengan sistem transportasi publik, bukan hanya menghubungkannya dengan jalan tol. Ia mencatat bahwa banyak perumahan yang terhubung langsung ke jalan tol, tanpa memprioritaskan transportasi publik.
Jalan Kaki
Dalam upaya mengatasi polusi udara, perusahaan konstruksi dan pengelolaan pembangunan perumahan, PT Alam Sutera Realty Tbk, juga berkomitmen untuk memperbaiki lingkungan di Jabodetabek.
Mereka menciptakan konsep hunian yang mempromosikan jarak berjalan kaki yang singkat antar cluster hunian, menyediakan area pejalan kaki yang nyaman, dan mendorong penghuni untuk berjalan kaki sebagai cara efektif untuk mengurangi polusi udara.
“Kita berbicara Alam Sutera harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga sustainability-nya akan berfungsi dengan baik,” kata Lilia Sukotjo, Direktur Marketing PT Alam Sutera Realty Tbk.
Berjalan kaki, menurutnya, adalah langkah pertama yang dapat diambil oleh individu untuk mengurangi polusi udara. Namun, kondisi harus mendukung, termasuk ruang yang cukup dan keamanan.
Discussion about this post