Suaranusantara.com – Boneka Barbie telah menjadi ikon populer yang akrab bagi sebagian besar anak perempuan. Sejak kemunculannya, boneka perempuan dengan rambut pirang panjang ini telah menjadi teman setia selama masa kecil anak-anak di seluruh dunia.
Tidak hanya sebagai mainan, Barbie juga telah berkembang menjadi buku cerita, ikon mode, dan kini, berhasil diadaptasi menjadi film. Keberhasilan film Barbie terbukti dengan pencapaian pendapatan yang luar biasa, mencatatkan angka sebesar Rp 11 triliun dalam waktu sepuluh hari penayangan.
Namun, di balik kesuksesan boneka Barbie ini, terdapat sosok penting yang layak diapresiasi, yaitu Ruth Handler. Ruth Handler telah menciptakan fenomena Barbie pada tahun 1959 dan menduduki posisi sebagai presiden pertama di perusahaan mainan Mattel.
Bersama sang suami, Elliot Handler, Ruth memulai perusahaan Mattel pada tahun 1945 dan memimpinnya hingga tahun 1973. Pada saat itu, tak seorang pun menyangka bahwa boneka yang diciptakannya akan menjadi begitu fenomenal.
Inspirasi untuk menciptakan boneka Barbie muncul saat Ruth melihat putrinya, Barbara, bermain dengan boneka kertas bersama teman-temannya. Boneka-boneka tersebut digunakan oleh anak-anak tersebut untuk mewujudkan impian mereka tentang masa depan sebagai wanita dewasa.
Terinspirasi oleh konsep permainan ini, Ruth kemudian menciptakan boneka Barbie sebagai perwujudan tiga dimensi dari impian dan aspirasi anak-anak perempuan.
Dengan kehadiran boneka Barbie, Ruth Handler telah menciptakan ikon budaya yang abadi dan inspiratif bagi anak-anak perempuan di seluruh dunia. Kehadirannya tidak hanya sekadar sebagai boneka mainan, tetapi juga sebagai simbol kesetaraan dan mimpi besar bagi generasi muda.
Hingga kini, boneka Barbie terus menjadi sosok yang mempengaruhi dan menginspirasi banyak anak perempuan untuk meraih impian mereka tanpa batas.(Kml)
Discussion about this post