Suaranusantara.com- Di tengah masyarakat yang tengah terobsesi dengan penampilan awet muda, usaha untuk menyembunyikan pertambahan usia menjadi hal umum. Rambut putih, atau yang sering disebut uban, menjadi musuh yang harus dihadapi dengan berbagai cara.
Sebuah penelitian menemukan bahwa 72 persen wanita mengaku “takut beruban,” karena dianggap dapat membuat mereka terlihat lebih tua daripada seharusnya.
Berita baiknya, munculnya uban dapat dihindari meskipun faktor genetik turut berperan dalam proses tersebut. Dokter naturopati Janine Bowring, ND, memberikan tiga cara utama untuk mencegah uban muncul pada usia muda.
Dokter Bowring menjelaskan bahwa mewarnai rambut sebenarnya dapat mempercepat proses munculnya uban, meskipun banyak orang menggunakan pewarna rambut untuk menyembunyikan perubahan warna yang alami.
Uban bisa muncul karena perubahan alami pada rambut dan kulit kepala seiring berjalannya waktu, disebabkan oleh kurangnya melanin akibat penumpukan hidrogen peroksida di folikel rambut.
Penyebab lainnya termasuk stres dan stres oksidatif yang dapat merusak sel-sel melanosit yang menghasilkan pigmen pada rambut dan kulit kepala. Untuk memperlambat proses ini, ada tiga tips yang direkomendasikan.
Pertama, mendapatkan cukup vitamin D sangat penting karena vitamin ini diperlukan oleh sel melanosit untuk memproduksi pigmen. Paparan sinar matahari secara alami dapat membantu mencegah pertumbuhan uban.
Selain mendapatkan vitamin D dari sinar matahari, kita juga bisa memperolehnya melalui makanan seperti salmon, trout, jamur, telur, dan produk susu. Mengonsumsi suplemen vitamin D juga dapat menjadi pilihan, tetapi sebaiknya dibicarakan dengan dokter sebelum ditambahkan ke rutinitas harian.
Kemudian, mengonsumsi makanan yang kaya mineral seperti magnesium, tembaga, seng, besi, dan kalsium juga diperlukan untuk kesehatan melanosit.
Kita dapat memperoleh mineral ini melalui makanan beragam seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, protein tanpa lemak, dan produk susu. Jika sulit memenuhi kebutuhan kalsium dan magnesium melalui makanan, dokter dapat merekomendasikan suplemen.
Terakhir, mendapatkan cukup vitamin B dari makanan utuh menjadi faktor penting. Bowring menyarankan untuk selalu mendapatkan vitamin B dari makanan utuh dan berbagai sumber makanan.
Karena terdapat berbagai jenis vitamin B, kita perlu mendapatkan variasi jenis ini dari makanan yang berbeda. Misalnya, thiamin (vitamin B1) dapat ditemukan dalam kacang polong, kacang-kacangan, buah segar, dan hati, sementara piridoksin (vitamin B6) dapat ditemukan dalam unggas, kedelai, oat, susu, dan makanan lainnya. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk informasi lebih lanjut mengenai cara memenuhi kebutuhan vitamin B melalui makanan.(kml)
Discussion about this post