Suaranusantara.com – Anggota Komisi V DPR RI, Saadiah Uluputty, menegaskan bahwa masalah keterlambatan penerbangan (delay) bukan persoalan sepele dan harus menjadi perhatian serius seluruh pemangku kepentingan.
Hal itu disampaikan saat Komisi V melakukan kunjungan kerja ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Kamis (13/11), untuk memastikan kesiapan operasional menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025.
Saadiah menjelaskan bahwa arus penumpang diprediksi melonjak tajam pada periode libur akhir tahun, sehingga bandara, maskapai, dan otoritas penerbangan wajib meningkatkan kesiapan.
Menurutnya, delay masih menjadi salah satu keluhan utama masyarakat setiap musim liburan.
“Delay ini bukan masalah kecil. Keterlambatan satu penerbangan akan berpengaruh pada penerbangan lainnya dan jelas merugikan penumpang, terutama mereka yang harus melanjutkan perjalanan ke kota lain dengan waktu yang sudah terjadwal,” kata Saadiah dalam keterangannya.
Ia juga menyoroti besarnya volume penumpang yang dilayani Bandara Soekarno-Hatta, baik domestik maupun internasional. Dengan skala layanan sebesar itu, Saadiah meminta pengelola menerapkan standar operasional yang ketat tanpa kompromi.
“Penumpang kita bukan hanya domestik, tetapi internasional. Ini harus jadi perhatian khusus pengelola, terutama Angkasa Pura sebagai pihak yang bertanggung jawab,” tegasnya.
Meski memberikan kritik, Saadiah menyampaikan apresiasi terhadap sejumlah peningkatan pelayanan yang sudah dilakukan pengelola bandara. Namun ia mengingatkan bahwa evaluasi tetap harus dilakukan terhadap kekurangan yang masih terlihat di lapangan.
Selain persoalan delay, Komisi V juga memberi perhatian pada penggunaan runway yang dinilai sangat vital pada puncak Nataru. Saadiah menilai padatnya aktivitas take off dan landing dapat menciptakan titik rawan operasional apabila tidak diantisipasi secara serius.
“Runway ini krusial saat lonjakan penumpang. Dengan intensitas pesawat yang keluar masuk, kita khawatir kapasitas yang terbatas bisa mengganggu jadwal penerbangan. Ini harus benar-benar menjadi fokus bersama,” ucapnya.
Menurut Saadiah, pelayanan Soekarno-Hatta secara umum sudah baik, namun penguatan pada masa puncak tetap diperlukan. Ia juga mengingatkan bahwa setelah Nataru, Indonesia langsung menghadapi puncak perjalanan Idulfitri yang hanya berjarak dua bulan.
“Jarak antara Nataru dan Idulfitri hanya dua bulan. Artinya, Angkasa Pura harus memastikan kesiapan yang matang, bukan hanya di Soekarno-Hatta, tetapi juga di bandara-bandara daerah. Ini kerja keras semua pihak, terutama Angkasa Pura sebagai penanggung jawab utama layanan transportasi udara,” pungkas Saadiah.


















Discussion about this post