Bandung-SuaraNusantara
Potensi longsor susulan di kawah Gunung Galunggung, Jawa Barat, masih bisa terjadi. Wisatawan diingatkan supaya menjauhi lokasi kawah.
“Kami mengimbau agar warga, khususnya wisatawan Gunung Galunggung agar waspada dan menjauhi lokasi kawah,” kata Kepala Kantor SAR Bandung Slamet Riyadi dalam keterangan resmi pada wartawan, Minggu (17/9/2017).
Sebelumnya, pada Sabtu (16/9/2017) tebing Gunung Galunggung di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mengalami longsor dengan luas sekitar 50 hektar, dan menimpa bangunan masjid di bawah tebing. Dua orang pencari burung juga dikabarkan hilang. Namun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) belum dapat memastikan apakah warga yang hilang itu memang tertimbun longsor.
Tim Basarnas Bandung beranggotakan 12 orang masih melakukan upaya pencarian terhadap dua warga yang teridentifikasi atas nama Jajat (32) dan Dadang (45). Keduanya warga Kampung Kubang Eceng RT 4/5, Desa Mekarjaya, Kecamatan Padakembang Kabupaten Tasikmalaya.
Tim sudah mengadakan survei ke atas gunung, termasuk ke titik area bekas longsoran. Rencananya, Senin (18/9/2017) ini, tim akan menyisir area longsoran. Selanjutnya, area pencarian burung yang dilakukan kedua korban.
“Tim Basarnas masih terus melakukan upaya pencarian terhadap dua warga yang dikabarkan hilang tersebut. Keduanya diduga tengah mencari burung,” ujar Slamet Riyadi.
Berdasarkan laporan dari Pos Pengamatan Gunung Galunggung Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Tasikmalaya, longsoran tebing tanah terjadi pada pukul 14.48.37 WIB. Tercatat getaran longsoran atau runtuhan terekam oleh alat seismometer pemantau Gunung Galunggung, dengan amplitudo 51.54 mm dan durasi selama 76.83 detik.
Beruntung, lokasi longsoran merupakan kawasan yang tidak biasa dilewati oleh wisatawan dan sulit dijangkau oleh manusia, sehingga meminimalisir jumlah korban.
Kontributor: Inet