Jakarta-SuaraNusantara
Untuk mendongkrak realisasi investasi, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melakukan berbagai upaya percepatan pelayanan investasi serta mendukung kebijakan-kebijakan yang ditetapkan pemerintah, salah satunya kebijakan pengampunan pajak atau tax amnesty.
Demikian dikatakan Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong, didampingi Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal MM Azhar Lubis di Jakarta, Jumat (29/7/2016 kemarin, saat mengumumkan realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) periode Triwulan II (April-Juni) untuk tahap konstruksi serta Semester I (Januari-Juni) yang sudah beroperasi komersial tahun 2016 sebesar Rp 151,6 Triliun.
Limbong optimis angka investasi di Indonesia dalam realisasi investasi tahun 2016 dapat mencapai target yang ditetapkan sebesar Rp 594,8 Triliun. Keyakinan itu dilandasi angka realisasi investasi Triwulan II 2016 yang meningkat sebesar 12,3 persen dibanding capaian periode yang sama tahun 2015 sebesar Rp 135,1 Triliun.
Angka itu sekaligus memecahkan rekor tertinggi realisasi investasi di Indonesia, terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 52,2 Triliun atau naik 21,7 persen dari Rp 42,9 Triliun pada periode yang sama tahun 2015, dan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 99,4 Triliun, naik 7,9 persen dari Rp 92,2 Triliun pada periode yang sama tahun 2015.
BKPM saat ini masih mematangkan pemberian kemudahan layanan investasi bagi peserta tax amnesty. “Tapi, pelayanan bagi peserta tax amnesty tersebut hanya terbatas pada investasi infrastruktur, sektor riil prioritas dan investasi lainnya,” ujar Limbong.
Menurutnya, realisasi PMA berdasarkan sektor usaha 5 besar adalah Industri Logam Dasar, Barang Logam, Mesin dan Elektronik (USD 0,9 miliar), Pertambangan (USD 0,7 miliar), Industri Kimia Dasar, Barang Kimia dan Farmasi (USD 0,6 miliar), Perumahan Kawasan Industri dan Perkantoran (USD 0,6 miliar) dan Industri Makanan (USD 0,5 miliar).
“Apabila seluruh sektor industri digabung maka terlihat industri memberikan kontribusi sebesar USD 3,9 miliar atau 54,2 persen dari total PMA,” katanya. (cipto)