Suaranusantara.com- Nama Anindya Bakrie saat ini menjadi sorotan lantaran dia terpilih sebagai Ketua Kadin melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang digelar Kadin pada Sabtu 14 September 2024.
Namun terpilihnya Anindya Bakrie sebagai Ketua Kadib versi Munaslub itu dianggap tidak sah lantaran telah melanggar AD/ART.
Selain melanggar AD/ART, Munaslub yang menetapkan Anindya Bakrie sebagai Ketua Kadin itu juga mendapat penolakan sebanyak 21 Kadin Provinsi.
Hal itu dikatakan oleh Wakil Ketua Umum Bidang Hukum dan HAM Kadin Indonesia Dhaniswara K. Harjono juga menjelaskan acara itu disebut sah apabila kuorum dihadiri lebih dari setengahnya dari peserta penuh.
“Munaslub dinyatakan sah dan mencapai kuorum jika dihadiri lebih dari setengah (50 persen + 1) peserta penuh, dan keputusannya dianggap sah serta mengikat organisasi jika disepakati secara musyawarah atau oleh suara terbanyak,” ujar Dhaniswara dalam keterangan resmi, Sabtu 14 September 2024.
Namun dalam acara Munaslub itu terdapat 21 penolakan Kadin Daerah, maka artinya kesepakatan itu tidak sah.
“Dengan terdapatnya 21 penolakan Kadin Daerah, maka pelaksanaan Munaslub 2024 ini adalah tidak kuorum dan ilegal,” lanjutnya.
Sosok Anindya Bakrie bukanlah asing bagi pengusaha papan atas, sebab dia merupakan Direktur Utama Bakrie Group.
Bakrie Group saat ini dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam dunia bisnis dan olahraga di Indonesia.
Bakrie Group, yang dikepalai oleh Anindya, mengelola sejumlah perusahaan publik dengan kapitalisasi pasar gabungan sekitar USD15 miliar.
Pada tahun 2007, kekayaan keluarga Bakrie tercatat mencapai USD5,4 miliar atau Rp83 triliun (kurs Rp.15.411) menggarisbawahi kekuatan ekonomi keluarga ini di Indonesia.
Tak cuma mengelola Bakrie Group, Anindya juga diketahui merupakan pemilik bersama klub sepak bola Inggris, Oxford United.
Dia bekerja sama dengan Erick Thohir membangun klub sepak bola Inggris ternama itu.
Keduanya memiliki kepentingan besar dalam klub tersebut, dengan Anindya Bakrie memegang saham mayoritas sebesar 51 persen.
Kepemilikan ini menjadi semakin relevan dengan kabar terbaru bahwa wonderkid timnas Indonesia, Marselino Ferdinan, dikabarkan akan bergabung dengan Oxford United setelah kontraknya di KMSK Deinze berakhir bulan ini.
Minat Marselino untuk bermain di Inggris semakin diperkuat oleh fakta bahwa Erick Thohir adalah Ketua Umum PSSI, sementara Anindya Bakrie memegang peran kunci di Oxford United.
Selain kepemilikannya di Oxford United, Anindya Bakrie adalah CEO dari Bakrie Group, yang memiliki delapan lini bisnis, termasuk energi, tambang, infrastruktur, properti, perkebunan, media, dan teknologi.
Perusahaan ini juga memiliki unit baru yang fokus pada energi terbarukan melalui VKTR dan Bakrie Power.
Data laba dan rugi Bakrie and Brothers dari tahun 2019 hingga 2022 menunjukkan volatilitas dalam kinerja keuangan perusahaan, dengan laba dan rugi yang bervariasi tiap tahunnya.
Pada tahun 2022, perusahaan mencatat laba sebesar Rp.266,13 miliar setelah sebelumnya mengalami kerugian pada tahun 2020.
Perubahan signifikan juga terjadi pada struktur utang perusahaan, di mana Anindya Bakrie pernah mengajukan proposal restrukturisasi untuk mengubah utang menjadi ekuitas, serta memotong utang perusahaan pada tahun 2004 hingga nol, meskipun berdampak pada penurunan saham Bakrie dari 60 persen menjadi 21 persen.
Anindya bisa dibilang adalah peran kunci dalam berbagai pencapaian yang dicapai perusahaan.
Bahkan Anin sapaan akrab Anindya Bakrie memberikan pengaruh di berbagai sektor ekonomi dan olahraga, baik di dalam negeri maupun internasional.
Discussion about this post