Suaranusantara.com – Pada tanggal 20 September 2023, tim dokter di University of Maryland Medical Center melakukan prosedur transplantasi jantung dari babi ke manusia untuk kedua kalinya dalam sejarah.
Pasien yang menjalani percobaan ini adalah seorang veteran angkatan laut berusia 58 tahun bernama Lawrence Faucette. Ia sebelumnya menghadapi kondisi kritis akibat gagal jantung, namun tidak memenuhi syarat untuk menerima transplantasi jantung tradisional karena masalah kesehatan lainnya.
Dua hari setelah operasi, Faucette sudah mampu duduk di kursi dan berinteraksi dengan semangat yang tinggi. Dalam sebuah video yang direkam sebelum operasi, ia mengungkapkan rasa harapannya akan kesempatan yang diberikan oleh transplantasi ini.
Baca Juga :Â Bank Sperma China Gelar Kontes untuk Meningkatkan Pasokan Sperma Berkualitas
Para dokter yang terlibat dalam prosedur ini merasa senang dengan respons awal tubuh Faucette terhadap jantung babi yang telah diimplan. Meskipun beberapa minggu mendatang akan menjadi masa kritis, mereka tetap optimis terhadap perkembangan selanjutnya.
Sebelumnya, tim yang sama di University of Maryland Medical Center berhasil melakukan transplantasi jantung babi ke manusia pada tahun lalu, menjadi yang pertama di dunia. Namun, pasien sebelumnya, David Bennett, hanya mampu bertahan hidup selama dua bulan.
Selama beberapa dekade, transplantasi organ dari hewan ke manusia telah menghadapi berbagai kegagalan karena sistem kekebalan tubuh manusia yang menolak jaringan asing organ tersebut. Namun, upaya terbaru melibatkan penggunaan babi yang telah dimodifikasi secara genetik agar organ mereka lebih serupa dengan manusia.
Baca Juga :Â Anies Baswedan dan Cak Imin: Menyuarakan Perubahan di Kunjungan ke Makassar
Selain transplantasi jantung, ilmuwan di rumah sakit lain juga telah melakukan pengujian terhadap ginjal dan jantung babi pada tubuh manusia, dengan harapan dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik untuk memulai studi formal tentang xenotransplantasi.
Pengujian ini memerlukan izin khusus dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) dan hanya dilakukan dalam kasus darurat tertentu di luar uji coba yang ketat, ketika tidak ada pilihan lain yang tersedia.(Dn)
Discussion about this post