Suaranusantara.com- Bapa Suci Paus Fransiskus di usianya yang ke 87 tahun masih begitu gagah dalam menjalani rangkaian perjalanan apostolik terlebih lawatan ke Indonesia.
Paus Fransiskus sempat mengatakan bahwa lawatan ke Indonesia merupakan penerbangan terpanjang lantaran menempuh perjalanan kurang lebih 18 jam.
Paus Fransiskus diketahui berangkat pada Senin 2 September 2024 dan tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta (Soetta) pada Selasa 3 September 2024.
Paus Fransiskus saat hendak turun dari pesawat komersil ITA Airways mengenakan kursi roda dan dibantu dorong oleh asistennya.
Selama lawatannya, Paus Fransiskus terlihat selau duduk di kursi roda, padahal dia masih bisa berdiri saat berpindah tempat duduk atau berdiri saat pertemuan.
Seperti saat ke Istana Merdeka bertemu Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi, Paus terlihat berdiri ketika upacara kenegaraan penyambutan tamu negara.
Paus berdiri tepat di samping Jokowi, lalu apa yang membuat Kepala Negara Vatikan yang juga pemimpin gereja Katolik dunia itu duduk di kursi roda?
Paus duduk di kurdi roda setelah dia mengalami cedera patah tulang lutut dan radang ligamen kaki kanan sejak 2022 lalu, hal ini diberitakan Spectrum News pada Rabu 4 September 2024.
Sayangnya, Paus yang mengalami cedera menolak untuk dioperasi karena tidak mau merasakan efek samping negatif jangka panjang dari anestesi.
Paus Fransiskus terlihat menggunakan kursi roda di depan umum untuk pertama kalinya pada 5 Mei 2022 saat bertemu dengan para biarawati dan kepala biara dari seluruh dunia di Vatikan.
Saat itu, dia mengaku menjalani “intervensi infiltrasi” kecil karena ligamennya tegang. Atas kondisi itu, Paus meminta maaf karena tidak dapat berdiri untuk menyambut tamunya.
“Ada masalah, lutut ini tidak berfungsi. Saya harus menuruti perintah dokter yang menyuruh saya untuk tidak berjalan,” ujarnya, dikutip dari The Guardian dikutip pada Kamis 5 September 2024.
Sejak pakai kursi roda, dia kerap dihujani pertanyaan tentang masa depan kepausannya.
Pemakaian kursi roda, alat bantu jalan, atau tongkat untuk bepergian dinilai membatasi program dan kemampuannya berbaur dengan orang banyak.
Paus menekankan, dia belum berpikir untuk mengundurkan diri. Meski begitu, dia menyadari aktivitasnya harus diperlambat.
“Saya kira di usia saya yang sekarang dan dengan keterbatasan seperti ini, saya harus bisa menghemat (tenaga) agar bisa mengabdi kepada gereja atau sebaliknya berpikir untuk minggir,” ungkapnya, dilansir dari NBC News pada Kamis.
Sejak memakai kursi roda dan alat bantu jalan, Paus Fransiskus tak bisa lagi mengikuti misa terbuka dengan berdiri berjam-jam.
Kendati demikian, dia tetap berusaha beraktivitas dengan mengunjungi negara-negara di dunia seperti saat ini lawatan ke Indonesia sejak 3-6 September 2024 mendatang.
Sebelum ke Indonesia, pada 2023 lalu, Paus mampu mendatangi negara seperti Kanada, Kazakhstan, Bahrain, Kongo, dan Sudan Selatan sepanjang 2023.
Sebagai informasi, sejak kecil, Paus disebut sering jatuh sakit, sehingga harus menjalani prosedur medis, termasuk pengangkatan sebagian paru-parunya akibat suatu penyakit.
National Catholic Register mencatat, dia sempat mengalami linu panggul selama beberapa tahun. Sakitnya dikatakan menjalar ke bagian belakang paha dan kaki hingga ke telapak kaki.
Lalu 2021, dia menjalani operasi usus untuk menghilangkan penyempitan usus besar yang disebabkan oleh divertikulitis.
Kemudian pada Juni 2023 dia kembali ke kamar operasi lantaran menjalani operasi perut akibat hernia.
Kendati demikian, Paus mengakui bahwa kondisinya ini karena usianya yang sudah tua di angka 87 tahun pada 2024 ini.
Kendati demikian, Paus masih tetap semangat mewartakan injil, perdamaian dan kerukunan di penjuru dunia.
Discussion about this post