suaranusantara.com – Daerah Banten resmi dijadikan Provinsi pada tahun 2000 dan tercatat sebagai Provinsi ke 30 di Indonesia pasca ditetapkan.
Dulu, Banten menjadi bagian dari Provinisi Jawa Barat sebelum dimekarkan, Banten sendiri berada di ujung barat pulau Jawa.
Ditetapkannya Banten menjadi Provinsi pada tanggal 4 Oktober 2000 itu tertuang dalam Undang-undang nomor 23 Tahun 2000.
Kini tepat pada 4 Oktober 2022, Provinsi Banten genap berusia 22 Tahun.
Namun, tidaklah mudah bagi daerah Banten menjadi salah satu Provinsi yang maju di Indonesia. Daerah itu juga pernah mengalami sejarah panjang yang tercatat di Bangsa ini.
Berikut adalah sejarah Provinsi Banten yang telah dirangkum SuaraNusantara.com dari beberapa sumber:
Banten pada masa kerajaan
Pada abad ke 5, wilayah Banten yang dulu namanya Bantam merupakan wilayah kekuasaan Kerjaan Tarumanegara
Setelah Tarumanegara runtuh, wilayah Banten diambil alih oleh Kerajaan Sunda.
Pada masa itu, Banten yang memiliki posisi strategis dari segi jalur perdagangan, menjadi salah satu pelabuhan penting di nusantara.
Memasuki abad ke-16, bangsa Portugis mulai memperluas pengaruhnya ke tanah Jawa.
Aliansi Kesultanan Demak dan Cirebon tidak mau membiarkan hal itu terjadi, sehingga melakukan penyerangan untuk menaklukkan Pelabuhan Sunda Kelapa dan Banten sebelum berhasil diduduki Portugis.
Setelah dikuasai, Banten dijadikan sebuah kesultanan dengan Maulana Hasanuddin, putra Sunan Gunung Jati, sebagai raja pertamanya.
Banten kemudian mencapai puncak kejayaan ketika diperintah oleh Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682).
Di bawah pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, Banten menjadi pusat perdagangan internasional yang sangat maju, menguasai monopoli komoditas lada, dan memiliki tentara yang kuat.
Namun, setelah Sultan Ageng Tirtayasa turun takhta, Banten berada dalam cengkeraman VOC karena adanya perang saurada di dalam kerajaan.
Banten pada masa penjajahan Belanda
Pada awal abad ke-19, Banten diserang oleh Belanda karena sultan yang berkuasa menolak untuk memindahkan ibu kotanya ke Anyer.
Setelah peristiwa itu, Gubernur Jenderal Daendels mengumumkan bahwa Banten telah dimasukkan dalam wilayah Hindia Belanda.
Pada 1817, wilayah Banten dijadikan sebuah karesidenan oleh pemerintah Hindia Belanda.
Kemudian pada 1926, Banten dimasukkan ke dalam wilayah Provinsi Jawa Barat.
Berdirinya Provinsi Banten
Setelah kemerdekaan, muncul keinginan dari para elit dan masyarakat Banten supaya wilayahnya memiliki pemerintahan otonomi sendiri yang lepas dari Jawa Barat.
Namun, keinginan mereka tidak pernah mendapat tanggapan serius dari pemerintah.
Reformasi memberikan peluang besar terjadinya pemekaran wilayah.
Cita-cita untuk memisahkan diri dari Jawa Barat pun terwujud ketika pemerintah bersama DPR mengesahkan Undang-Undang No 23 Tahun 2000 tentang pembentukan Provinsi Banten.
Masyarakat sepakat menjadikan tanggal 4 Oktober sebagai hari jadi Provinsi Banten dan menjadikan Kota Serang sebagai ibu kotanya.
Saat ini, terdapat empat kota dan empat kabupaten di Provinsi Banten dengan total 115 kecamaBanten
Asal-usul nama Banten
Dikutip dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nama Banten ternyata memiliki beberapa arti yang berbeda-beda. Salah satunya adalah “katiban inten” yang berarti kejatuhan intan. Asal kata “katiban inten” ini dilatarbelakangi oleh sejarah Banten yang semula masyarakatnya menyembah berhala, kemudian memeluk agama Budha.
Cerita lain menyebutkan bahwa Banten berasal dari kata “bantahan”, dikarenakan masyarakat tidak mau tunduk pada peraturan yang telah ditetapkan. Aturan yang dimaksud adalah aturan yang dibuat oleh Belanda.
Itu adah cerita singkat sejarah Banten, semoga dapat bermanfaat. Sumber (Berbagai Sumber/Ifn)
Discussion about this post