SuaraNusantara.com-Akhir-akhir ini, sebutan “nakama,” yang merujuk kepada penggemar setia One Piece, tengah bersemangat. Penyebabnya? Seri live-action One Piece telah tayang pada 31 Agustus.
Dalam waktu singkat sejak dirilis, adaptasi One Piece oleh Netflix telah menduduki puncak daftar program TV di platform streaming tersebut. Dengan rating “certified fresh” sebesar 83% di Rotten Tomatoes, skor penonton sebesar 95%, dan nilai 8,6/10 di IMDb, pencapaian ini sangat mengesankan. Untuk sebuah adaptasi live-action dari seri manga dan anime Jepang, prestasi seperti ini patut diacungi jempol.
Namun, masih ada berbagai aspek menarik lain yang seharusnya tidak dilewatkan dalam adaptasi One Piece versi Netflix ini. Sebelum memulai perjalanan menontonnya, mari kita telusuri apa yang membuat adaptasi Netflix ini begitu menarik.
Baca Juga:Â Sinopsis Anime Full Metal Panic, Kisah Kocak Prajurit di Sekolah Militer Dijamin Bikin Ngakak!
Menghadirkan Alur Cerita yang Lucu dan Mendebarkan
Aspek pertama yang menarik dari live-action One Piece adalah penyajian alur cerita yang membuat penonton tertawa dan tegang. Meskipun plotnya mengikuti narasi yang sama dengan versi manga dan anime, ada penyesuaian khusus untuk adaptasi ini. Ini terlihat dari trailer yang telah dibagikan melalui media sosial dan kanal YouTube resmi Netflix.
Sikap percaya diri berlebihan dan kecerobohan Luffy memberikan sentuhan humor unik dalam perjalanannya menjadi Raja Bajak Laut. Namun, itu tidak berhenti di situ. Munculnya musuh-musuh yang ingin mengalahkan Luffy dan Kru Topi Jerami memberikan ketegangan dan aksi seru.
Keterlibatan Sang Pembuat, Eiichiro Oda
Kebahagiaan para penggemar semakin bertambah dengan keterlibatan langsung Eiichiro Oda. Bagi penggemar manga atau anime One Piece, Oda bukanlah nama yang asing. Sebagai informasi, Oda adalah pencipta asli di balik mahakarya One Piece. Seperti yang disebutkan di situs web resmi Netflix, Oda menjabat sebagai produser eksekutif dalam seri One Piece ini.
Yang lebih menarik lagi, Oda juga ikut serta dalam proses produksi, mulai dari pemilihan pemain hingga pasca-produksi. Tingkat keterlibatannya ini menjamin para penggemar akan mendapatkan adaptasi yang berkualitas tinggi dan setia.
Sinematografi yang Spektakuler
Fokus pada dunia bajak laut dalam One Piece menjanjikan sinematografi yang mengagumkan dalam adaptasi live-action ini. Ini terlihat dari trailer yang dibagikan oleh Netflix, termasuk visual yang memukau dalam “Beauties.”
Meskipun genre ini berakar dalam fantasi, penggunaan efek CGI dalam seri live-action ini menggambarkan kondisi yang dihadapi oleh Luffy dan Kru Topi Jerami dalam pencarian harta karun secara sangat nyata. Namun, tidak semuanya bergantung pada CGI; mereka telah membangun set fisik untuk lokasi-lokasi ikonik seperti Going Merry, menunjukkan dedikasi produksi yang tinggi.
Jumlah Episode yang Terbatas
Terakhir, meskipun One Piece dikenal dengan cerita panjangnya, adaptasi ini mengkompresnya menjadi hanya delapan episode. Episode-episode ini, berjudul “Romance Dawn,” “The Man in The Straw Hat,” “Tell No Tales,” “The Pirates are Coming,” “Eat at Baratie!,” “The Chef and The Chore Boy,” “The Girl With The Sawfish Tattoo,” dan “Worst in The East,” mengungkapkan awal petualangan Luffy dan krunya.
Apa kamu tertarik untuk menontonnya?
Discussion about this post